Modul
X,1,1 Manusia Sebagai Kholifatullah
A. Manusia sebagai Kholifah di Bumi
Allah menciptakan setiap makhluk seraya memberi tugas kepada
mereka masing-masing yang harus dikerjakan. Malaikat ada yang diberi tugas
memikul Arsy (40:7), mencabut nyawa. Ada
malaikat yang menjaga manusia. Langit dan bumi serta seisinya diciptakan untuk
kepentingan manusia (40:64). Sedang manusia diberi tugas sebagai kholifah ( pengatur
/ wakil Allah ) di bumi.
Islam
memandang manusia sebagai Kholifatullah ( Kholifah Allah ) dengan dasar Firman
Allah QS. Al-Baqoroh /2:30 sebagai berikut :
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي
جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا
وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ
إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
وَإِذْ
|
قَالَ
|
رَبُّكَ
|
لِلْمَلَائِكَة
|
إِنِّي
|
جَاعِلٌ
|
فِي
|
الْأَرْضِ
|
خَلِيفَةً
|
dan tatkala
|
berfirman
|
Tuhanmu
|
kepada para malaikat
|
sesungguhnya Aku
|
menjadikan
|
di
|
bumi
|
kholifah (wakil)
|
قَالُوا
|
أَتَجْعَلُ
|
فِيهَا
|
مَنْ
|
يُفْسِدُ
|
فِيهَا
|
وَيَسْفِكُ
|
الدِّمَاءَ
|
وَنَحْنُ
|
mereka berkata
|
Apakah engkau
akan menjadika
|
di dalamnya
|
orang yang
|
merusak
|
di dalamnya
|
dan menum-pahkan
|
darah
|
dan kami
|
نُسَبِّحُ
|
بِحَمْدِكَ
|
وَنُقَدِّسُ
|
لَكَ
|
قَالَ
|
إِنِّي
|
أَعْلَمُ
|
مَا لَا
|
تَعْلَمُونَ
|
Kami bertasbih
|
dengan memuji-Mu
|
&menyucikan namaMu
|
bagi-Mu
|
Dia berfirman
|
sungguh Aku
|
Aku lebih mengetahui
|
apa yang
|
tidak kalian ketahui
|
QS.2:30.” ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Sebagai kholifah Allah, manusia diberi wewenang untuk
mengatur dan memelihara kelestarian dan ketentraman alam. Dalam hal ini manusia
memiliki tugas imaroh dan ri’ayah. Yang dimaksud dengan tugas imaroh
adalah tugas untuk memakmurkan dunia, sedang tugas ri’ayah adalah tugas
untuk menjaga kelestarian dunia.
Untuk menjalankan
tugas tersebut manusia dilengkapi akal dan harus membekali diri dengan:
1. Iman dan amal
sholeh ( perbuatan yang baik) .
Perhatikan Firman Allah berikut : “dan
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang
telah diridhai-Nya untuk mereka” (QS.An-Nur/24:55)
- Ilmu pengetahuan
Ilmu
pengetahuan mutlak diperlukan, tanpa ilmu pengetahuan kemajuan tidak akan
terwujud. Dan ini adalah pembeda antara manusia dengan makhluk yang lain.
3. Tidak mengikuti hawa nafsu.
“andaikata kebenaran itu menuruti hawa
nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini” (QS.Al-Mu’minun/23:71)
Ketika manusia
telah mempunyai ketiga bekal di atas maka layaklah dia menjadi kholifah di bumi
ini, dan Allah akan ridlo kepadanya. Sebaliknya jika manusia tidak memenuhi
ketiga hal di atas maka tidaklah pantas untuk ditugasi sebagai kholifah,apalagi
dia malah merusak bumi ini, maka Allah akan murka kepadanya.
Hal ini dapat di
umpamakan seorang petani menanam padi, ketika butiran-butiran padi dapat dibawa
pulang petani, maka petani akan senang dengannya. Sebaliknya batang-batang padi
yang tidak menghasilkan butiran-butiran padi sebab berpenyakit, maka akan
dibakar petani agar tidak mencemari padi lainnya.
B. Manusia Makhluk yang Sempurna
Manusia diciptakan Allah begitu
sempurna dibandingkan makhluk lainnya.Firman Allah :
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ
فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ
سَافِلِينَ (5) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
4.
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
.
5. kemudian Kami
kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),
6. kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. (QS.At-Tin / 95:4-6)
Kesempurnaan manusia berawal dari Nabi
Adam as. yang diciptakan Allah dari tanah, namun keturunan beliau diciptakan
melalui proses yang lain. Diterangkan QS.Al-Mu’minun/23:12-14 :
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ
سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ (12) ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي
قَرَارٍ مَكِينٍ (13) ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً
فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا
الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آَخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ
أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
وَ
|
لَقَدْ
|
خَلَقْنَا
|
الْإِنْسَانَ
|
مِنْ
|
سُلَالَةٍ
|
مِنْ
|
طِينٍ
|
dan
|
sesungguhnya
|
Kami telah menciptakan
|
manusia
|
dari
|
saripati
|
dari
|
tanah
|
12
|
ثُمَّ
|
جَعَلْنَاهُ
|
النُّطْفَةَ
|
فِي
|
قَرَارٍ
|
مَكِينٍ
|
13
|
12
|
kemudian
|
Kami menjadikannya
|
air mani
|
di dalam
|
tempat
|
yang kokoh
|
13
|
ثُمَّ
|
خَلَقْنَا
|
النُّطْفَةَ
|
عَلَقَةً
|
فَخَلَقْنَا
|
الْعَلَقَةَ
|
مُضْغَةً
|
فَخَلَقْنَا
|
kemudian
|
Kami jadikan
|
air mani
|
segumpal darah
|
lalu Kami jadikan
|
segumpal darah
|
segumpal daging
|
lalu Kami ciptakan
|
الْمُضْغَةَ
|
عِظَامًا
|
فَكَسَوْنَا
|
الْعِظَامَ
|
لَحْمًا
|
ثُمَّ
|
أَنْشَأْنَاهُ
|
خَلْقًا
|
segumpal
darah
|
tulang-belulang
|
lalu Kami
bungkus
|
tulang-belulang
|
dg daging
|
kemudian
|
Kami
menjadikannya
|
makhluq
|
آَخَرَ
|
فَتَبَارَكَ
|
اللَّهُ
|
أَحْسَنُ
|
الْخَالِقِينَ
|
14
|
||
lain
|
Maka Maha suci Engkau
|
Allah
|
paling bagusnya
|
Pencipta
|
14
|
12.
dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah. 13. kemudian Kami jadikan saripati itu (nuthfah) air mani
(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). 14. kemudian air mani itu Kami
jadikan (‘alaqoh) segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan (mudlghoh)
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan (‘idhomah)
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian
Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,
Pencipta yang paling baik.
Proses penciptaan manusia juga diterangkan
dalam sebuah hadits sebagai berikut :
قال عبدُ اللهِ حَدّثنَا رَسُولُ اللهِ
صََلّى اللهُ عليهِ وَسَلّمَ وهوالصَّادقُ المَصْدُوق قال إنّ احدَكُمْ يجمع خلقه
فى بطن أُمِّه أرْبعين يَوْماً ثمَّ يكون علقة مثل ذلك ثمَّ يكون
مضغة مثل ذلك ثمّ يبعث الله ملكا فيؤمر بأربعِ كلمات ويُقَالُ لَهُ أُكْتُبْ عمله
ورزقه وأجله وشقيٌ أو سعيدٌ ثمّ ينفخ فيه الروح (رواه البخارى ومسلم )
Artinya : ‘Abdullah
berkata, kami telah diberi tahu Rosulullah saw seorang yang jujur lagi
terpercaya, beliau bersabda,” Sesungguhnya proses penciptaan (masing-masing) di
antara kalian (dimulai) dengan sperma (nuthfah) dalam perut ibu kalian selama
40 hari. Kemudian merubah menjadi segumpal darah (‘alaqoh), dalam kurun
waktu yang sama, lalu berubah menjadi sekerat daging (mudhghoh) dalam kurun
waktu yang sama pula. Barulah setelah itu
Allah mengutus malaikat untuk menetapkan empat hal. Dikatakan kepada
malaikat itu,’tetapkanlah amal perbuatan,rizqi,ajal dan nasib
baik atau buruk orang itu!” Kemudian ditiupkan ruh padanya.” (HR.Al-Bukhori dan
Muslim).
يَخْلُقُكُمْ فِي بُطُونِ
أُمَّهَاتِكُمْ خَلْقًا مِنْ بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلَاثٍ (الزمر
: ٦ )
“Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian
dalam tiga kegelapan”(QS. 39:6)
وَاللَّهُ
أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ
لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya:”dan
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar
kamu bersyukur.” (QS.AnNahl/16:78)
C. Tugas sebagai Hamba Allah
Tujuan Allah menciptakan manusia
disamping memberi tugas sebagai kholifah di bumi, juga agar mereka beribadah
(mengabdi) kepada-Nya. Sebagaimana QS.Adz-Dzariyat/51:56 berikut :
وَمَا خَلَقْتُ
الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.( QS.51:56.
)
Ditinjau dari jenisnya pengabdian
ada dua kategori :
1. Ibadah
Mahdloh,
yaitu rangkaian ibadah yang prosedur pelaksanaannya telah diatur dalam syari’at.
Misalnya wudlu’,sholat, zakat,puasa, hajji dan lain-lain.
2. Ibadah
ghoirul Mahdloh,
yaitu segala bentuk perbuatan baik yang tidak bertentangan dengan syari’at
dengan tujuan (niat) mengharap keridlo’an Allah. Misalnya : mencari ilmu,
bekerja, berkeluarga, bermasyarakat dan lain-lain.
Dan bila ditinjau dari bagian tubuh
yang melaksanakan dibagi menjadi :
1. Ibadah
Qolbiyah,yaitu
pengabdian yang dilaksanakan hati, misalnya : khouf (takut akan siksa Allah),
roja’ (mengharap rohmad Allah), mahabbah (cinta kepada Allah), ikhlas
(mempersembahkan pengabdian hanya kepada Allah), husnudzon (berbaik sangka),
qona’ah (rela menerima)dll.
2. Ibadah
Badaniyah,
yaitu pengabdian yang berupa perbuatan badan, misalnya : sholat, puasa, hajji,
zakat, bekerja, jahad dll
3. Ibadah
Qouliyah,
yaitu pengabdian dalam bentuk ucapan, misalnya : dzikir, tadarus (membaca
Al-Qur’an), amar ma’ruf nahi munkar (memberi nasihat) dll
Ibadah-ibadah inilah yang harus
dilaksanakan manusia sesuai dengan tujuan diciptakannya, sehingga seluruh
tingkah laku seorang mu’min misalnya jual-beli, tidur, makan dll, jika
diniatkan mendekatkan diri dan mencari keridlo’an Allah bernilai ibadah. Sedang
melakukan sesuatu yang diharamkan dan semua kema’siatan (menyalahi kehendak
Allah) akan mendatangkan murka Allah.
D. Pertanggungjawaban Manusia.
Perhatikan Firman Allah
QS.Al-Hajj/22:5 berikut ini :
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا
خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ
مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي
الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ
لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ
إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا وَتَرَى
الْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ
وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ
خَلَقْنَاكُمْ
|
فَإِنَّا
|
الْبَعْثِ
|
مِنَ
|
فِي
رَيْبٍ
|
إِنْ
كُنْتُمْ
|
النَّاسُ
|
يَا
أَيُّهَا
|
Kami ciptakan
kalian
|
mk ssgghnya Kami
|
kebangkitan
|
dari / tentang
|
dalam keraguan
|
jika keadaan
kalian
|
manusia
|
Wahai
|
مُضْغَةٍ
|
مِنْ
|
ثُمَّ
|
مِنْ
عَلَقَةٍ
|
ثُمَّ
|
نُطْفَةٍ
|
ثُمَّ
|
مِنْ
تُرَابٍ
|
segumpal daging
|
dari
|
kemudian
|
dari segumpal drh
|
kemudian
|
Dari sperma
|
kemudian
|
Dari tanah
|
الْأَرْحَامِ
|
فَّى
|
وَنُقِرُّ
|
لَكُمْ
|
لِنُبَيِّنَ
|
مُخَلَّقَةٍ
|
وَغَيْرِ
|
مُخَلَّقَةٍ
|
kandungan
|
dalam
|
dan Kami
ketatapkan
|
kepada kalian
|
spy Kami
menjelaskan
|
sempurna
kejadiannya
|
dan yang tidak
|
yg sempurna
kejadiannya
|
لِتَبْلُغُوا
|
ثُمَّ
|
طِفْلًا
|
نُخْرِجُكُمْ
|
ثُمَّ
|
مُسَمًّى
|
إِلَى
أَجَلٍ
|
مَا
نَشَاءُ
|
spy kalian sampai
|
kemudian
|
sebagi bayi
|
Kami keluarkan kalian
|
kemudian
|
yg sudah
ditentukan
|
sampai habis
waktu / mati
|
apa yg Kami
kehendaki
|
إِلَى
|
يُرَدُّ
|
مَنْ
|
وَمِنْكُمْ
|
يُتَوَفَّى
|
مَنْ
|
وَمِنْكُمْ
|
أَشُدَّكُمْ
|
Kepada / sampai
|
dikembalikan
|
orang yang
|
dan diantara
kalian
|
diwafatkan
|
orang yang
|
Dan diantara
kalian
|
Kedewasaan kalian
|
وَتَرَى
|
شَيْئًا
|
بَعْدِ
|
مِنْ
|
يَعْلَمَ
|
لِكَيْلَا
|
الْعُمُر
|
أَرْذَلِ
|
Dan kamu melihat
|
sesuatu
|
sesudah
|
dari
|
dia me-ngetahui
|
spy seperti tidak
|
usia
|
pikun
|
وَرَبَتْ
|
اهْتَزَّتْ
|
الْمَاءَ
|
عَلَيْهَا
|
أَنْزَلْنَا
|
فَإِذَا
|
هَامِدَةً
|
الْأَرْضَ
|
Dan suburlah
|
hiduplah
|
air
|
atasnya (bumi)
|
Kami menurunkan
|
maka apabila
|
kering
|
bumi
|
بَهِيجٍ
|
زَوْجٍ
|
كُلِّ
|
مِن
|
وَأَنْبَتَتْ
|
|||
yang indah
|
jodoh/jenis
|
setiap
|
dari
|
dan menum-buhkan
|
QS 22:5. “Hai
manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka
(ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu
dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada
yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai
pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami
turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan
berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah”.
Untuk
meyakinkan manusia akan adanya kebangkitan setelah mati, Allah menunjukkan
kekuasaan-Nya, dengan proses penciptaan manusia yang berasal dari tanah
kemudian menjadi sperma, berikutnya menjadi segumpal darah, lalu segumpal
daging dan lahir sebagai bayi. Di lain hal tanah yang kering ketika tersiram
air hujan berubah menjadi subur yang dapat menumbuhkan berbagai ragam
tumbuh-tumbuhan yang indah. Tentunya untuk membangkitkan manusia yang telah ada
dari jasad walaupun telah terurai tidaklah sesuatu yang sulit bagi Allah untuk
kemudian dimintai pertanggung jawaban atas apa yang telah diperbuatnya ketika
hidup di dunia. Sebagai mana firman-Nya QS.al-Muddatstsir/74: 38
@ä. ¤§øÿtR $yJÎ/ ôMt6|¡x. îpoYÏdu 74/38. tiap-tiap diri bertanggung jawab
atas apa yang telah diperbuatnyaÇÌÑÈ,
Tugas : 1. Tugas
individu :
- Tulislah
QS. Al-Baqoroh /2:30, Al-Mu’minun/23:12-14 dan Al-Hajj/22:5
2. Tugas
Kelompok :
- Diskusikan dan simpulkan jawabannya “ Mengapa
manusia banyak yang tidak mengerti akan tugasnya sebagai kholifatullah ?”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar