Sabtu, 24 Desember 2016

DINAMIKA PENDIDIKAN ISLAM PADA ZAMAN KLASIK
DAN ZAMAN MODERN

Oleh : Akh. Subrawi

A.    Latar Belakang
Pendidikan Islam sesungguhnya telah tumbuh dan berkembang sejalan dengan adanya dakwah Islam yang telah dilakukan Nabi   Muhammad SAW.  Berkaitan dengan itu pula pendidikan Islam memiliki corak dan karakteristik yang berbeda sejalan dengan upaya pembaharuan yang dilakukan secara terus–meneruskan pasca generasi Nabi. Pembaharuan-pembaharuan dalam Islam  telah mengalami kemajuan yang sangat pesat pada zaman dinasti Umayyah dan Abbasiyah.Namun sayang kemajuan tersebut tidak dapat dipegang erat oleh umat Islam saat ini, hingga pada akhinya kemajuan dari dunia baratlah yang kini menjadi kiblat ilmu pengetahuan padahal mereka bersumber dari khazanah ilmu pengetahuan dan metode berfikir Islam      yang rasional pada massa klasik.
Pendidian Islam      yaitu proses pewarisan dan pengembangan budaya manusia yang bersumber dan berpedomankan ajaran Islam sebagaimana termaktub dalam Al Quran dan terjabar dalam sunnah Rosul. [1].
Oleh karena itu, Sejarah Pendidikan Islam di mulai sejak sebelum diutusnya Nabi   Muhammad SAW ke dunia, yakni sejak Nabi   Adam pun Pendidikan Islam telah ada, akan tetapi banyak para sejarawan seperti Harun Nasution berpendapat bahwa pendidikan Islam  di mulai sejak diutusnya Nabi   Muhammad SAW ke dunia dengan membawa ajaran Islam    .[2].
Sejarah dinamika pendidikan Islam pada hakikatnya tidak terlepas dari sejarah Islam, oleh karena itu periodesasi sejarah pendidikan Islam     terdapat dalam periode-periode sejarah Islam itu senderi. secara garis besar Harun Nasution membagi sejarah Islam     kedalam tiga priode, Yaitu : Pertama, periode klasik antara tahun 650-1250 M. kedua, periode pertengahan antara tahun 650-1800 M. Ketiga periode modern dimulai sejak tahun 1800 M. pendidikan Islam    mempunyai sejarah yang panjang dimulai sejak klasik. [3].   
Priode  tahun 1801 sampai  dengan sekarang ini merupakan zaman kebangkitan Islam, yang dikenal dalam sejarah dengan masa modern, dimana  membuka mata dunia Islam, akan kemunduran umat Islam      di samping kemajuan barat, raja dan pemuka-pemuka Islam mulai berfikir untuk mengembalikan balance of power yang telah pincang dan membahayakan Islam    . [4] 
Dalam makalah singkat ini, kami  akan menyusuri bagaimana dinamika  pendidikan  Islam pada masa klasik dan   pendidikan Islam masa sekarang dalam mengembangkan pendidikan Islam sesuai dengan tujuan ajaran Islam     
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah Dinamika pendidikan Islam     pada masa Klasik ?
2.      Bagaimanakah Dinamika pendidikan Islam     pada masa sekarang ?
3.      Apakah plus minus Dinamika pendidikan Islam pada masa klasih dan masa sekarang ?
C.    Tujuan Pembahasan
1.      Mendiskripsikan Dinamika pendidikan Islam pada masa Klasik
2.      Mendiskripsikan Dinamika pendidikan Islam pada masa sekarang
3.      Mengetahui plus minus Dinamika pendidikan Islam pada masa klasih dan masa sekarang
D.    Dimanika Pendidikan Islam     Pada Masa Klasik
Klasik artinya kuno yang  mempunyai nilai atau mutu yang diakui dan menjadi tolok ukur kesempurnaan yang abadi; tertinggi; karya sastra yang bernilai tinggi serta langgeng dan sering dijadikan tolok ukur atau karya susastra zaman kuno yang bernilai kekal; termasyhur karena bersejarah.
Pendidikan Islam    pada masa Nabi   Muhammad SAW. ((571-632 M) merupakan prototipe yang terus menerus dikembangkan umat Islam    untuk kepentingan pendidikan pada zamannya. Nabi Muhammad. SAW.  melakukan pendidikan Islam setelah mendapat perintah dari Allah sebagaimana termaktub dalam surat Al-Mudasir ayat 1-7, menyeru yang berarti mengajak, dan mengajak yang berarti mendidik. Pada masa awal pendidikan Islam    tentu saja pendidikan formal yang sistematis belum terselenggara dan pendidikan formal baru muncul pada masa belakangan yakni dengan kebangkitan madrasah. Permulaan pendidikan Islam bisa ditemukan di Mekah pada zaman Rasulullah. Nabi  Muhammad menyiarkan konsep perubahan radikal, hubungan dan sikap masyarakat Arab yang menjadi mapan sampai saat ini. Perubahan itu sejalan dengan ajaran Islam    yang memerlukan kreatifitas baru secara kelembagaan untuk meneruskan kelangsungan dan perkembangan agama Islam   .
Pendidikan Islam yang pertama-tama dilakukan oleh Nabi   Muhammad saw., adalah menanamkan dasar-dasar kepercayaan Islam    , tauhid, atau meluruskan akidah. Yakni dari paganisme (penyembahan terhadap berhala yang merupakan tradisi ritual masyarakat di saat itu) menuju akidah monoteisme (penyembahan terhadap Allah, Tuhan Yang Mahaesa), serta mengajarkan al-Qur'an. Abdurrahman Mas'ud lebih menyebut pendidikan, yang di kenal dalam sejarah sebagai   periode  Mekkah ini, sebagai pendidikan yang fleksibel. Artinya segala usaha dalam rangka mengembangkan mental, intelektual ataupun moral, yang bertujuan untuk meraih perbaikan atau peningkatan relegius. [5] 
Intinya pendidikan dan pengajaran yang diberikan Nabi   selama di Makkah ialah pendidikan keagamaan dan akhlak serta menganjurkan kepda manusia, supaya mempergunakan akal pikirannya memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam semesta seagai anjuran pendidikan ‘akliyah dan ilmiyah. Pembinaan pendidikan Islam    pada masa Makkah meliputi:
1.      Pendidikan Keagamaan yaitu hendaklah membaca dengan nama Allah semata jangan dipersekutukan dengan nama berhala
2.      Pendidikan Akliyah dan Ilmiah yaitu mempelajari kejadian manusiadari segumpal darah dan kejadian alam semesta.
3.      Pendidikan Akhlak dan Budi pekerti yaitu Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada sahabatnya agar berakhlak baik sesuai dengan ajaran tauhid.
4.      Pendidikan Jasmani atau Kesehatan Yaitu mementingkan kebersihan pakaian, badan dan tempat kediaman
Sementara Cara Nabi   melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan agaam Islam   di Madinah adalah
1.    Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan sosial dan politik.
2.    Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan.
Materi pendidikan sosial dan kewarnegaraan Islam   pada masa itu adalah pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam konstitusi Madinah, yang dalam prakteknya diperinci lebih lanjut dan di sempurnakan dengan ayat-ayat yang turun Selama periode Madinah.
3.    Pendidikan anak dalam Islam 
Garis-garis besar materi pendidikan anak dalam Islam yang dicontohkan oleh Nabi   Muhammad SAW sebagaimana yang diisyaratkan oleh Allah SWT dalam surat Luqman ayat 13-19
4.    Kurikulum Pendidikan Islam   Pada Masa Rasulullah SAW
Kurikulum pendidikan pada zaman Rasulullah terasa sulit, sebab Rasul mengajar pada sekolah kehidupan yang luas tanpa di batasi dinding kelas. Rasulullah memanfaatkan berbagai kesempatan yang mengandung nilai-nilai pendidikan dan rasulullah menyampaikan ajarannya dimana saja seperti di rumah, di masjid, di jalan, dan di tempat-tempat lainnya.
Setelah Rosulullah wafat pemerintahan Islam   di pegang secara bergantian  oleh para Khulafaur Rosyidin ( 632-661 M) yaitu  Abu Bakar, Umar    Bin khatab, Utsman bin Affan, Ali Bin Abi Tholib, Pada masa Abu Bakar, Padaal pemerintahan di guncang oleh para pemberontak dari orang murtad, Orang-orang yang mengaku Nabi  . Dan orang-orang yang tidak mau membayar zakat, oleh sebab itu Abu Bakar memusatkan perhatian untuk memerangi pemberontakan-pemberontakan tersebut yang mana dapat mempengaruhi orang-orang Islam   yang masih lemah imannya untuk menyimpang dari Islam  .
Pada masa kholifah Umar    Bin Khattab, situasi politik dalam keadaan stabil dan untuk pendidikan, Umar    mengangkat guru-guru untuk bertugas memajukan isi Al-Qur’an dan ajaran Islam   kepada penduduk yang baru masuk Islam, Umar juga memerintahkan panglima untuk membangun masjid –masjid sebagai tempat ibadah sekaligus sebagai tempat belajar.
Pada masa ini sudah terdapat pengajaran bahasa arab dengan itu orang-orang yang baru masuk Islam   dari daerah atau wilayah yang lainya harus belajar Bahasa Arab, Jika mereka ingin belajar dan mendalami pelajaran Islam  .
Pada masa kholifah Utsman Bin Affan kedudukan peradaban Islam   dan pendidikan Islam   tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. para shabat di perbolehkan meninggalkan madinah untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang di miliki. Proses pendidikan Islam   pada masa ini sebagian besar memang di warnai oleh pengajaran/pembudayan dan sunnah ke dalam lingkungan budaya bangsa –bangsa secara luas pula. Begitu pula dalam pendidikan Islam   tidak jauh berbeda di masa Nabi   Muhammad yang menekankan pada pengajaran baca tulis dan ajaran-ajaran Islam   oleh perhatian ummat Islam   terhadap perluasan wilayah Islam   dan terjadi pergelokan politik, khususnya di masa Ali bin abi Tholib.
Dengan berakhirnya masa Khulafaur Rasyidin maka mulailah kekuasaan Bani Umayyah. (661-750 M) Selama pemerintahan Muawiyyah, daerah kekuasaan Islam   meluas sampai Lahore di Pakistan. Perharian khalifah diarahkan ke Byzantine di wilayah utara dan barat.
Bentuk dan Usaha Pendidikan Islam   Pada Masa Dinasti Umaiyah antara lain :
a         Semenjak berpindahnya pusat kerajaan Islam   ke Damaskus, penerjemahan berbagai buku Yunani ke dalam bahasa Arab mulai digalakkan, meskipun dengan demikian justru melahirkan berbagai masalah baru dalam dunia Islam 
b        Pada zaman ini, diaturkan berbagai kursus (halaqah) di dalam mesjid.
c         Berkembangnya berbagai mazhab dan aliran dalam Islam   pada zaman ini, menambah minat bagi para ulama untuk membahas dan memperdalam berbagai masalah agama Islam  .
d        Mengirim para ulama bersama angkatan perang untuk menegakkan prinsip-prinsip Islam   dan menyiarkan dakwah Islam  .
e         Mementingkan penulisan sebagai alat perhubungan yang dahulunya tidak begitu dipentingkan.
f         Membuka lebar-lebar pintu untuk mempelajari bahasa-bahasa asing. Hal ini didorong oleh keperluan terhadap bertambah luasnya kawasan Islam  .
g      Pusat pendidikan bergantung pada surau (Kuttab) dan mesjid. [6]
Adapun Kurikulum pendidikan pada Bani Umayyah meliputi :
1)        Ilmu agama yakni Al-Qur’an,Hadis dan Fikih.
2)        Ilmu sejarah dan geografi yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah dan riwayat.
3)        Ilmu Pengetahuan bidang bahasa,yaitu segala Ilmu yang mempelajari bahasa,nahwu,saraf,dan lain-lain.
4)         Filsafat yaitu segala ilmu pada umumnya berasal dari bangsa asing, seperti ilmu mantik,kimia,astronomi,ilmu hitung dan ilmu yang behubungan dengan hal tersebut, dan ilmu Kedokteran.

Periode berikutnya adalah masa Bani Abbasiyah dimana kemajuan pendidikan dan peradaban Abasiyah mencapai kejayaan terutama pada masa khalifah al-Mahdi (775-785 M) dan puncak kejayaan terutama pada masa khalifah al-Mahdi dan puncak popularitasnya baru setelah pemerintahan Harun al-Rasyid (785-809 M) dan di teruskan putranya Al-Makmun(813-833 M)
Dimasa ini pulalah untuk pertama kalinya dalam sejarah terjadi kontak antara Islam   dengan kebudayaan barat/ yunani klasik yang terdapat di mesir, Syiria, Mesopotamia dan Persia. Sebagaimana yang di jelaskan dalam ayat-ayat al-qur’an yang dimana menganjurkan umat Islam   supaya menghargai kekuatan akal yang dianugrahkan Allah pada manusia. Dan dari Nabi   Muhammad SAW supaya umat Islam   senantiasa mencari ilmu pengetahuan, Maka kontak dengan kebudayaan barat itu membawa asa yang gilang-gemilang bagi Islam  .
Kholifah Al-Ma’mun adalah Kholifah yang banyak jasanya dalam penerjemahan. Ilmuan muslim ini membaca karya Yunani sebagai motivasi untuk menggunakan logika dalam membahas ajaran Islam   dan mengembangkan serta menemukan berbagai macam ilmu pengetahuan yang baru. Untuk dialektika (cara berfikir yang sesuai dengan kenyataan) dari Socrates, idealism ploto dan logika Aristoteles tersebut termasuk berpengaruh terhadap beberapa aliran dalam Islam   seperti Qodariyah, As-Syi’ah, Mu’tazillah.
Sehingga melahirkan tokoh-tokoh ulama seperti Al-Kindy, Al-Rozy, Al-Faraby, Ibnu Sina, AL-Ghozali, Ibnu Khaldun, Ibnu Thufair, Dll.  Melalui beliau-beliaulah Pengetahuan Islam   telah melakukan investigasi dalam ilmu kedokteran, teknologi, matematika, geografi dan bahkan sejarah
Bentuk dan Usaha Pendidikan Islam   Pada Masa Dinasti Abbasiyah adalah ;
1)      Pada masa Dinasti Abbasiyah, tidak dijumpai seorang ahli pun kecuali dari orang-orang muslim.
2)      Pada masa Dinasti abbasiyah ini pula, pertam kali didirikan institusi pendidikan baru,yaitu sekolah (Madrasah).
3)      Hospital dan pabrik peluru yang pertama kali dikenal dalam sejarah dunia didirikan pada zaman ini.
4)      Pada masa ini pulalah lahir ulama-ulama besar dalam berbagai disiplin ilmu.
5)      Pada zaman khalifah al-Makmun, berdiri dar al-Hikmah, yang walaupun semula merupakan pusat kegiatan pustaka dan penterjemahan namun dalam perkembangannnya berubah menjadi peguruan tinggi
6)      Zaman pemerintahan al-Makmun menyaksikn sumber perkembangan ilmiah dan penterjemahan buku-buku lama dari berbagai bahasa ke bahasa Arab. Di antaranya adalah kitab-kitab Plato dan Aristoteles.
7)      Aktivits pengIslam  an filsafat Yunani ini mungkin bertujuan baik, tetapi dampaknya negatifnya juga tidak sedikit, sehingga tidak mengherankan apabila dengan itu kemudian, lahir dan berkembang pula pemikiran dari sementara ulama yang berusah membela kelebihan dan keutamaan Islam   dibanding karya-karya Yunani. [7]

Pada   tahun.   (1250-1800M), dalam sejarah peradaban Islam   di kenal dengan masa  pertengahan  yang terbagi menjadi dua fase,pertama ,fase kemunduran (1250-1500M) zaman ini desentralisasikan dan disintegrasi semakin meningkat.Banyak wilayah yang memisahkan diri dari kekuasaan pusat. Kedua  3 kerajaan besar(1500-1800M). di mulai zaman kemajuan (1500-1700M) dengan tiga Negara ,yaitu kerajaan Usmani di Turki kerajaan Syafawi di Persia, dan  kerajaan Mughaldi India yang sukses di bidang literature dan arsitektur.
Selanjutnya  periode modern (1800 M - sekarang ). Periode ini di sebut juga periode pembaharuan  karena merupakan zaman kebangkitan dan kesadaran umat Islam    terhadap kelemahan dirinya dan adanya untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang ,terutama dalam bidang pengetahuan dan teknologi

E.     Dimanika Pendidikan Islam   Klasik dan Modern (1801 – sekarang)
Pertumbuhan dan perkembangan dunia pendidikan dari masa ke masa sejak masa Rosulullah, pada masa dan  pasca khulafaurrasyidin tentunya mengalami berbagai macam dinamika perubahan yang sangat pesat. Sejak awal mula pembahasan dalam makalah ini telah di kemukakan sistem pendidikan di zaman daulah Bani umayyah. Secara eksplisit Korelasi konsep pendidikan  Bani Umayyah tentunya tidak dijelaskan dalam makalah ini namun dapat dilihat dan diketahui bahwa ada relevansinhya pendidikan di zaman Bani Umayyah dengan konteks sekarang ini. 
Pendidikan di zaman Bani Umayyah sebagaimana disebutkan diatas dalam kebijakannya jelas mempunyai visi, misi dan tujuan pendidikan, walaupun tidak dipaparkan lebih formal seperti sekarang ini, namun dalam konteks kebijakan pendidikan Bani Umayyah memilki visi  maupun misi serta tujuan yang salah satunya yakni menyelenggarakan pendidikan agama maupun umum secara seimbang. Pendidikan agama yakni dengan penyelenggaraan pendidikan agama dikhuttab,mesjid,istana dll, kemudian pendidikan umum yakni dengan memerintahkan penterjamahan ilmu-ilmu diluar Islam   kedalam bahasa arab hingga dapat dipelajari oleh umat dizaman itu.
Korelasi dengan zaman sekarang ini yakni Pendidikan juga di arahkan dalam penguasaan dua hal yakni pendidikan yang bersifat agama dan umum. Peserta didik sekarang tidak hanya diarahkan untuk menguasai pendidikan agama akan tetapi diarahkan juga dengan pendidikan umum lebih khusus dalam penguasaan ilmu tekhnologi yang berkembang saat ini. Sehingga saat ini dapat kita lihat berbagai macam terobosan pendidikan Islam   dengan berdirinya pendidikan Islam   yang modern,atau pesantren modern yang tidak hanya menguasai pengetahuan agama akan tetapi menguasai pendidikan umum
Dalam pengembangan sistem pengajaran di zaman Bani Umayyah tentunya memiliki juga perencaan pengajaran yang dikembangkan, diantara pengembangan kurikulum pengembangan yang diterapkan di zaman Bani Umayyah yakni Ilmu Hadits,Ilmu sejarah dan geografi, Ilmu Pengetahuan bahasa dan kedokteran, dan juga materi-materi agama,hafalan Qur;an,dan baca tulis Qur’an di khuttab.
Pendididikan sekarang ini tentunya sangat jelas juga dalam pengembangan kurikulumnya, singkonisasinya adalah pendidikan zaman Bani Umayyah dan saat ini sudah sama-sama memakai kurikulum dalam pengembangan pendidikan perbedaannya hanya pada tingkatan formal seperti saat ini. Pendidikan di zaman sekarang sudah banyak memakai variasi kurikulum, Misalnya di Indonesia kurikulum KBK,KTSP, Kurikulum 2013 dan sistem pendidikan berbasis karakter dengan fokus pada akhlak peserta didik, bahkan saai ini di Indonesia masih sedang digodok tentang kurikulum 2013 yang di sempurnakan.
Berkaitan dengan hal ini untuk menjawab tantangan jaman yang semakin komplek dengan berbagai macam kemajuan dan perkembangannya, maka salah satu kunci juga dalam pengembangan pendidikan,  saat ini para pendidik benar-benar di perhatikan dan secara real bagaimana pemerintah saat ini menerapkan berbagai macam upaya program dalam rangka perhatian dalam pendidikan itu sendiri.  Salah satu program yakni dengan menerapkan proses sertifikasi guru atau pendidikan latihan profesi guru (PLPG) hal ini dilakukan agar seorang guru mengajar sesuai dengan profesi mata pelajaran yang ia kuasai.
Namun apapun yang terjadi, cara pandang yang terlalu merendahkan martabat pendidikan Islam   jelas kontra produktif, apalagi hal yang menjadi tolak ukur adalah kemajuan di Barat. Ketertinggalan dalam pendidikan Islam   haruslah dilihat sebagai tantangan. Orientasi ini menjadi demikian penting agar terhindar dari munculnya problem baru yang lebih serius. Artinya, apabila melihat ketertinggalan pendidikan Islam   ini dengan rasa rendah diri, maka dengan sendirinya telah mengawali problem baru.
Ada beberapa hal yang dianggap sebagai tantangan dalam pendidikan Islam  , diantaranya: Pertama adalah pengembangan potensi manusia. Mengembangkan potensi manusia dalam pandangan pendidikan Islam   merupakan tantangan yang bersifat holistik, berkesinambungan dan tanpa akhir. Kedua, membahas tentang kegagalan dari para pemikiran Barat dalam membangun konsep tentang sifat asal manusia yang tidak dipandu oleh wahyu. [8]  Ketiga, membahas tentang tantangan budaya fatalistik dari kaum muslimin sendiri. Keempat, membahas tentang munculnya ancaman di era abad 21, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor perubahan social. [9]
Semua hal tersebut merupakan permasalahan-permasalahan yang sangat penting untuk segera dicarikan solusinya. Namun, problem yang lebih mendasar untuk dipecahkan adalah dua persoalan terakhir, karena kedua persoalan itu dapat menjadi acuan dalam penyelenggaraan pendidikan Islam   pada masa kini maupun masa datang. Apabila kedua problem tersebut kurang mendapat tanggapan dimungkinkan masa depan pendidikan Islam   hanya tinggal nama, karena telah ditinggalkan oleh masyarakat yang aktif mengikuti perubahan.

F.     Dinamika Pendidikan Islam Masa Kini dan Masa Datang
Meyakini pendidikan sebagai upaya yang paling mendasar dan strategis sebagai wahana penyiapan sumberdaya manusia dalam pembangunan (dalam arti luas) tentunya umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia terutama kaum cendikiawan harus terpanggil untuk menjadi pelopor. Paling tidak ada tiga hal yang menjadi dasar pembenaran, yaitu:
1.    Dari segi ajaran agama,
Islam telah menempatkan penguasaan ilmu pengetahuan sebagai instrumen untuk meraih keunggulan hidup. Pandangan semacam ini amat       ditaati oleh manusia modern dewasa ini, terutama mereka yang bukan Islam.      Yaitu untuk meraih keunggulan kehidupan duniawi. Sedangkan Islam lebih dari    itu, yaitu bahwa penguasaan ilmu pengetahuan itu sebagai mediator untuk menuju        keunggulan dua kehidupan sekaligus, yaitu kehidupan duniawi dan kehidupan   ukhrawi.
2.    Dalam perkembangan sejarahnya,
Islam telah cukup memberikan acuan dan     dorongan bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Bahkan, adanya mata rantai yang erat antara kemajuan ilmu pengetahuan yang dicapai oleh dunia Barat dewasa ini dengan kemajuan di bidang-bidang ilmu pengetahuan yang sebelumnya pernah      dicapai oleh dunia Islam. Karena memang diyakini oleh dunia bahwa Islamlah yang mula-mula menyebarkan pemikiran Yunani klasik yang menjadi dasar perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Barat dewasa ini.Adapun faktor penyebab adopsi sains dunia Islam oleh dunia Barat adalah karena mereka melakukan gerakan penerjemahan para sarjana Islam terhadap karya Yunani klasik. Dan yang kalah pentingnya, yaitu terjadinya pemurtadan terhadap filosof Islam lantaran menggandrungi  pemikiran Yunani klasik tersebut
3.    Umat Islam Indonesia cukup kaya dengan lembaga-lembaga pendidikannya.   
Lembaga yang dimiliki ini adalah termasuk “Bank” sumber  daya manusia yang tak  ternilai harganya. Memang  masalahnya kepada umat Islam itu sendiri, yaitu seberapa jauh mereka mampu mengangkat ajaran Islam dan sekaligus menjadikan   lembaga-lembaga pendidikannya sebagai wahana penyiapan sumber daya  pembangunan. Untuk itu, kiranya lembaga-lembaga pendidikan Islam harus semakin menyadari akan posisinya dalam upaya membuat satu komitmen strategi, yaitu menjadikan dirinya sebagai “Bank” sumber daya manusia itu.
Di samping itu dalam era globalisasi ini terdapat peluang-peluang, karena adanya suasana yang lebih terbuka dan saling ketergantungan dalam berbagai aspek kehidupan manusia dan globalisasi itu sudah dirasakan keberadaannya dan sedang berlangsung dalam aspek kehidupan manusia, pendidikan, politik, ekonomi, kebudayaan dan sebagainya.
Adapun peluang sistim pendidikan Islam di Indonesia, antara lain:
a         Sistim pendidikan Islam Indonesia tidak mendominasi sistim pendidikan Nasional, karena ajaran Islam secara filosofis tidak bertentang dengan filosofis hidup bangsa Indonesia. Dalam konsep penyusunan sistim pendidikan Nasional   No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah yang menggiringnya terbuka kesempatan yang luas untuk mengembangkan diri.
b        Pancasila sebagai asa bernegara secara filosofis menjadi landasan filsafat pendidikan.
c         Semakin berkembangnya gerakan pembaharuan pemikiran di Indonesia, maka lahirlah ICMI secara politis dijadikan sarana baru untuk memperkokoh    wacana tersebut. [10]                                                                                   
Dengan demikian dilihat dari segi ajaran maupun sosiologi pendidikan, maka sistim pendidikan Islam Indonesia menjadi sub sistim pendidikan Nasional sebagaimana yang dicita-citakan. Dan secara politik    pendidikan Indonesia menempati posisi yang aman, sehingga yang perlu saat ini adalah meningkatkan kualitas pendidikan Islam agar tetap superior sebagaimana yang telah dicapai pada zaman klasik.
G.    Kesimpulan
Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.    Korelasi antara system pendidikan Islam klasih dengan pendidikan Islam  zaman sekarang ini adalah  Pendidikan sama-samadi arahkan dalam penguasaan dua hal yakni pendidikan yang bersifat agama dan umum
2.    Pendidikan Islam mengalami berbagai problem, yakni dualisme (pendidikan     agama dan umum), diskriminasi anggaran pendidikan yang tidak seimbang, produktifitas dan kualitas SDM yang rendah dan tidak mampu bersaing, sistim manajemen pendidikan Islam tidak memenuhi standarisasi dan tuntutan dasar, sampai pada kesenjangan antara hasil pendidikan dan kebutuhan tenaga kerja.
3.    Prospek sistim pendidikan Islam di Indonesia dalam sub sistim pendidikan Nasional secara politis, juridis dan sosiologi pendidikan Islam dapat diterima,    sekalipun tetap mendapat tantangan.


DAFTAR PUSTAKA
Abudin Nata, (2003), Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Arifin, (2000),, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Jakarta: Bumi Aksara,
Dedi Supriyadi. (2008), Sejarah Peradabab Islam. Bandung:Pustaka Setia.
Hasan Langgulung, (1989), Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisis Psikologis dan Pendidikan , Jakarta: Al-Husna’
Harun Nasution.. Islam,(19850), Ditinjau Dari Beberapa Aspeknya. Jakarta: Universitas Indonesia.
Imam Bawani,( 1993), Tradisionalisme Dalam pendidikan Islam , Surabaya: Al-Ikhlas,  
Jamali Sahrodi, dkk,( 2005),  Membedah Nalar Pendidikan Islam     Pengantar ke Arah Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group,




[1]  Abudin Nata, Metodologi Studi Islam      , (jakarta: PT. Raja grafindod persada, 2003) . 291. 
[3]Harun Nasution.. Islam      Ditinjau Dari Beberapa Aspeknya. (Jakarta:Universitas Indonesia, 19850)
[4]  Dedi Supriyadi. Sejarah Peradabab Islam      . (Bandung:Pustaka Setia. 2008) . 4
[5]Abdurrahman Mas'ud, Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik, (Yogyakarta: Gema Media, 2002), 67

[6] Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisis Psikologis dan         Pendidikan, (Jakarta: Al-Husna’, 1989).12-13

[7] Imam Bawani, Tradisionalisme Dalam pendidikan Islam    , (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), 75.

[8] Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisis Psikologis dan Pendidikan , (Jakarta: Al-Husna’, 1989) . 264
[9] Jamali Sahrodi, dkk, Membedah Nalar Pendidikan Islam     Pengantar ke Arah Ilmu Pendidikan Islam    , (Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005), 137


[10] Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), 107