Materi PAI Kelas XI
SMK Negeri Kalibaru
BAB I
Apakah yang kamu rasakan bila
lingkungan menjadi rusak? Ya, kita pasti akan mengalami bermacam-macam
kesulitan dan bencana alam. Allah telah menciptakan alam agar dikelola oelh
manusia untuk kesejahteraan umat manusia itu sendiri. Oleh karena itu, kita
harus menjadikannya sebagai sahabat dan mengolahnya demi kepentingan bersama.
Alam akan menjadi sahabat dan memberikan yang terbaik apabila kita pun
memperlakukannya edngan baik. Setujukah kamu ?
A. Surat Ar Rum ayat 41-42 tentang
Larangan Membuat Kerusakan di Muka Bumi
ظَهَرَ
الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُون . قُلْ سِيرُوا فِي
الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ كَانَ
أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِين
Artinya : “Telah tampak
kerusakan di darat dan dilaut disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah : Adakanlah perjalanandimuka bumi dan
perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dulu. Kebanyakan dari
mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS Ar Rum :
41-42)
Isi kandungan
Selain
untuk beribadah kepada Allah, manusia juga diciptakanlah sebagai khalifah
dimuka bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas untuk memanfaatkan,
mengelola dan memelihara alam semesta. Allah telah menciptakan alam semesta
untuk kepentingan dan kesejahteraan semua makhluk Nya, khususnya manusia.
Keserakahan
dan perlakuan buruk sebagian mannusia terhadap alam dapat menyengsarakan
manusia itu sendiri. Tanah longsor, banjir, kekeringan, tata ruang daerah yang
tidak karuan dan udara serta air yang tercemar adalah buah kelakuan manusia
yang justru merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Islam
mengajarkan agar umat manusia senantiasa menjaga lingkungan. Hal ini seringkali
tercermin dalam beberpa pelaksanaan ibadah, seperti ketika menunaikan ibadah
haji. Dalam haji, umat Islam dilarang menebang pohon-pohon dan membunuh
binatang. Apabila larangan itu dilanggar maka ia berdosa dan diharuskan
membayar denda (dam). Lebih dari itu Allah SWT melarang manusia berbuat
kerusakan di muka bumi
Tentang
memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, banyak upaya yang bisa dilakukan,
seperti yang terdapat pada amanat GBHN, rehabilitasi SDA berupa hutan, tanah
dan air yang rusak perlu ditingkatkan lagi. Dalam lingkungan ini program
penyelamatan hutan, tanah dan air perlu dilanjutkan dan disempurnakan.
Pendayagunaan daerah pantai, wilayah laut dan kawasan udara perlu dilanjutkan
dan makin ditingkatkan tanpa merusak mutu dan kelestarian lingkungan hidup.
B. Surah Al A’raf Ayat 56-58
tentang Peduli Lingkungan
وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ
الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ حَتَّى إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا
ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَيِّتٍ فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا
بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ كَذَلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
(57) وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ
بِإِذْنِ رَبِّهِ وَالَّذِي خَبُثَ لَا يَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا كَذَلِكَ
نُصَرِّفُ الْآَيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ
Artinya : “Dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah
kepadanya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik. Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira
sebelum kedatangan rahma Nya (hujan) hingga apabila angin itu telah membawa
awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan
di daerah itu. Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam
buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan orang-orang yang telah mati,
mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya
tumbuh dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya
hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami)bagi
orang-orang yang bersyukur.” (QS Al A’raf : 56-58)
Isi
Kandungan
Bumi
sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan makhluk Allah lainnya sudah
dijadikan Allah dengan penuh rahmat Nya. Gunung-gunung, lembah-lembah,
sungai-sungai, lautan, daratan dan lain-lain semua itu diciptakan Allah untuk
diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya
dirusak dan dibinasakan
Hanya saja
ada sebagian kaum yang berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka tidak hanya
merusak sesuatu yang berupa materi atau benda saja, melainkan juga berupa
sikap, perbuatan tercela atau maksiat serta perbuatan jahiliyah lainnya. Akan
tetapi, untuk menutupi keburukan tersebut sering kali merka menganggap diri
mereka sebagai kaum yang melakukan perbaikan di muka bumi, padahal justru
merekalah yang berbuat kerusakan di muka bumi
Allah SWT
melarang umat manusia berbuat kerusakan dimuka bumi karena Dia telah menjadikan
manusia sebagai khalifahnya. Larangan berbuat kerusakan ini mencakup semua
bidang, termasuk dalam hal muamalah, seperti mengganggu penghidupan dan
sumber-sumber penghidupan orang lain (lihat QS Al Qasas : 4).
Allah
menegasakan bahwa salah satu karunia besar yang dilimpahkan kepada hambanya
ialah Dia menggerakkan angin sebagai tanda kedatangan rahmat Nya. Angin yang
membawa awan tebal, di halau ke negeri yang kering dan telah rusak tanamannya
karena tidak ada air, sumur yang menjadi kering karena tidak ada hujan, dan
kepada penduduk yang menderita lapar dan haus. Lalu dia menurunkan hujan yang
lebat di negeri itu sehingga negeri yang hampir mati tersebut menajdi subur
kembali dan penuh berisi air. Dengan demikian, dia telah menghidupkan penduduk
tersebut dengan penuh kecukupan dan hasil tanaman-tanaman yang berlimpah ruah.
C. Surat Sad Ayat 27-28 tentang
Perbedaan Amalan Orang Beriman dengan Orang Kafir
وَمَا
خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ذَلِكَ ظَنُّ
الَّذِينَ كَفَرُوا فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِِ (27) أَمْ نَجْعَلُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِينَ فِي الْأَرْضِ أَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِينَ
كَالْفُجَّارِ
Artinya : “Dan kami tidak
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya tanpa hikmah.
Yang demikian adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir
itu karena mereka akan masuk neraka Patutkah
Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama
dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami
menganggap orang- orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat
ma'siat?.”
(QS Sad : 27-28 )
Isi kandungan
Allah SWT
menjelaskan bahwa dia menjadilakn langit, bumi dan makhluk apa saja yang berada
diantaranya tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang yang menghiasi,
matahari yang memancarkan sinarnya di waktu siang, dan bulan yang menampakkan
bentuknya yang berubah-ubah dari malam kemalam serta bumi temapt tinggal
manusia, baik yang tampak dipermukaannya maupun yang tersimpan didalamnya,
sangat besar artinya bgi kehidupan manusia. Kesemuanya itu diciptakan Allah
atas kekuasaan dan kehendaknya sebagai rahmat yang tak ternilai harganya.
Allah
memberikan pertanyaan pada manusia. Apakha sama orang yang beriman dan beramal
saleh dengan orang yang berbuat kerusakan di muka bumi dan juga apakah sama antara
orang yang bertakwa dengan orang yang berbuat maksiat? Allah SWT menjelaskan
bahwa diantara kebijakan Allah ialah tidak akan menganggap sama para hambanya
yang melakukan kebaikan dengan orang-orang yang terjerumus di lembah kenistaan.
Allah SWT menjelaskan bahwa tidak patutlah bagi zat Nya dengan segala keagungan
Nya, menganggap sama antara hamba-hambanya yang beriman dan melakukan kebaikan
dengan orang-orang yang mengingkari keesaannya lagi memperturutkan hawa nafsu.
Mereka ini
tidak mau mengikuti keesaan Allah, kebenaran wahyu, terjadinya hari kebangkitan
dan hari pembalasan. Oleh karena itu, mereka jauh dari rahmat Allah sebagai
akibat dari melanggar larangan-larangannya. Mereka tidak meyakini bahwa mereka
akan dibangkitkan kembali dari dalam kuburnya dan akan dihimpun dipadang
mahsyar untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya sehingga mereka berani zalim
terhadap lingkungannya.Allah menciptakan langit dan bumi dengan
sebenar-benarnya hanya untuk kepentingan manusia. Manusia diciptakan Nya untuk
menjadi khalifah di muka bumi ini sehingga wajibuntuk menjaga apa yang telah
dikaruniakan Allah SWT.
D. Surat Yunus Ayat 101 tentang
Perlunya Memperhatikan Kejadian Alam
قُلِ
انْظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا تُغْنِي الْآَيَاتُ
وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لَا يُؤْمِنُونَ
Artinya : “Katakanlah :
Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang
tidak beriman.” (QS Yunus :101)
Isi Kandungan
Dalam ayat
ini Allah menjelaskan perintah Nya kepada rasul Nya agar dia menyuruh kaumnya
untuk memperhatikan dengan mata kepala mereka dan edngan akal budi mereka
segala yang ada di langit dan di bumi. Mereka diperintahkan agar merenungkan
keajaiban langit yang penuh dengan bintang-bintang, matahari dan bulan,
keindahan pergantian malam dan siang, air hujan yang turun ke bumi,
menghidupkan bumi yang mati, menumbuhkan tanam-tanaman, dan pohon-pohonan
dengan buah-buahan yang beraneka warna dan rasa. Hewan-hewan dengan bentuk dan
warna yang bermacam-macam hidup diatas bumi, memberi manfaat yang tidak sedikit
kepada manusia. Demikian pula keadaan bumi itu sendiri yang terdiri dari gurun
pasir, lembah yang terjal, dataran yang luas, samudera yang penuh dengan berbagai
ikan yang semuanya itu terdapat tanda-tanda keesaan dan kekuasaan Allah SWT
bagi orang-orang yang berfikir dan yakin kepada penciptanya.
Akan
tetapi mereka yang tidak percaya adanya pencipta alam ini, membuat semua
tanda-tanda keesaan dan kekuasaan Allah di alam ini tidak akan bermanfaat
baginya.
E. Surah Al Baqarah Ayat 164
tentang renungan terhadap Penciptaan Langit dan Bumi
نَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي
الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ
مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ
دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ
وَالْأَرْضِ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Artinya : “ Sesungguhya dalam
penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, bahtera yang
berlayar dilaut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari berupa air , lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati
(kering)nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran
angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi sungguh (terdapat)
tana-tanad (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS Al
Baqarah : 164)
Isi Kandungan
Dialah
yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya untuk keperluan manusia. Sudah
seharusnyalah manusia memperhatikan dan merenungkan rahmat Allah yang maha suci
itu. Karena dengan begitu, akan bertambah yakinlah ia pada kekuasaan dan
keesaan Nya, akan bertmabha luas pulalah ilmu pengetahuannya mengenai alam
ciptaan Nya dan dapat pula dimanfaatkannya ilmu pengetahuan itu sebagaimana
yang dikehendaki oleh Allah yang maha mengetahui. Hendaklah selalu diperhatikan
dan diselidiki apa yang tersebut dalam ayat ini, yaitu :
1. Bumi yang dihuni manusia dan apa
yang tersimpan didalamnya tidak akan pernah habis baik didarat maupun dilaut
2. Langit dengan planet dan
bintang-bintangnya semua berjalan dan bergerak menurut tata tertib dan aturan
Ilahi. Tidak ada yang menyimpang dari aturan-aturan itu
3. Pertukaran malam dan siang dan
perbedaan panjanng dan pendeknya pada beberapa negeri karena perbedaan
letaknya, kesemuanya itu membawa faedah dan manfaat yang amat besar bagi
manusia
4. Bahtera berlayar dilautan untuk
membawa manusia dari satu negeri ke negeri yang lain dan untuk membawa
barang-barang perniagaan untuk memajukan perekonomian
5. Allah SWT menurunkan hujan dari
langit sehingga dengan air hujan itu bumi yang telah mati atau lekang dapat
menjadi hidup dan subur, dan segala macam hewan dapat pula melangsungkan
hidupnya
6. Pengendalian dan pengisaran
angindari suatu tempat ke tempat yang lainadalah tanda dan bukti bagi kekuasaan
Allah dan kebesaran rahmatnya bagi manusia
7. Demikian pula, harus dipikirkan dan
diperhatikan kebesaran nikmat Allah kepada manusia dengan bertumpuk-tumpuknya
awan antara langit dan bumi. Ringkasnya, semua rahmat yang diciptakan Allah
termasuk apa yang tersebut dalam ayat 164 ini patut dipikirkan dan direnungkan
bahkan dibahas dan diteliti untuk meresapkan keimanan yang mendalam dalam
kalbu, dan untuk memajukan ilmu pengetahuanyang juga membawa kepada pengakuan
akan keesaan dan kebesaran Allah.
BAB II
Pengertian iman kepada kitab-kitab
Allah adalah mempercayai dan meyakini sepenuh hati bahwa Allah SWT telah
menurunkan kitab-kitabnya kepada para nabi atau rasul yang berisi wahyu Allah
untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa
ada 4 kitab Allah. Taurat diturunkan kepada nabi Musa a.s, Zabur kepada nabi
Daud a.s, Injil kepada nabi Isa a.s, dan Al Qur’an kepada nabi Muhammad SAW. Al
Qur’an sebagai kitab suci terakhir memiliki keistimewaan yakni senantiasa
terjaga keasliannya dari perubahan atau pemalsuan sebagaimana firman Allah
berikut.
إِنَّا
نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Artinya : “ Sesungguhnya Kami
yang menurunkan Al Qur’an dan Sesungguhnya Kami yang memeliharanya.” (Al Hijr :
9),
A.
Pengertian Kitab dan Suhuf
Kitab
yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul untuk diajarkan
kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Suhuf yaitu wahyu Allah yang
disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-lembaran yang terpisah.
Ada persamaan dan perbedaan antara
kitab dan suhuf
Persamaan
Kitab dan suhuf sama-sama wahyu dari
Allah.
Perbedaan
1. Isi kitab lebih lengkap daripada isi
suhuf
2. Kitab dibukukan sedangkan suhuf
tidak dibukukan.
Allah
menyatakan bahwa orang mukmin harus meyakini adanya kitab-kitab suci yang turun
sebelum Al Qur’an seperti disebutkan dalam firman Allah berikut ini.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا
آَمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ
وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ
وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ فَقَدْ ضَلَّ
ضَلَالًا بَعِيدًا
Artinya : “Wahai orang-orang
yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang
Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya ”. (QS
An Nisa : 136)
Selain
menurunkan kitab suci, Allah juga menurunkan suhuf yang berupa
lembaran-lembaran yang telah diturunkan kepada para nabi seperti Nabi Ibrahim
a.s dan nabi Musa a.s. Firman Allah SWT .
صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى (19)
Artinya : “
(yaitu) suhuf-suhuf (kitab-kitab) yang diturunkan kepada Ibrahim dan Musa” (Al
A’la : 19)
Kitab-kitab
Allah berfungsi untuk menuntun manusia dalam meyakini Allah SWT dan apa yang
telah diturunkan kepada rasul-rasul-Nya sebagaimana digambarkan dalam firman
Allah SWT berikut.
قُولُوا آَمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا
أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ
وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ
النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ
مُسْلِمُونَ
Artinya : “Katakanlah (hai
orang-orang mukmin), kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada
kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak
cucunya dan apa yang kami berikan kepada Musa dan Isa seperti apa yang
diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang
pun diantara mereka dan kami hanya patuh kepada-Nya.” (QS Al Baqarah : 136)
,
B. Prilaku yang mencerminkan
Keimanan Kepada Kitab Allah
1.
Meyakini bahwa Kitab Allah itu benar datang dari Allah.
2. Menjadikan
kitab Allah sebagai Pedoman (hudan) khusus kitab yang diturunkan kepada kita
3.
Memahami isi kandungannya.
4.
Mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari
Umat
manusia, khususnya umat muslim harus meyakini bahwa Allah SWT telah menurunkan
kitab-kitab Nya kepada para nabi atau Rasul sebagai pedoman hidup bagi umatnya
masing-masing. Al Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir dan penyempurna
sebelumnya telah diturunkan kepada nabi Muhammad SAW.
Upaya
memahami isi kandungan Al Qur’an, ada beberapa tahapan yang perlu kita jalani
antara lain sebagai berikut.
1. Tahap pertama, kita harus mengetahui
dan memahami filosofi Islam sebagai agama yang mendapat ridha Allah SWT.
2. Tahap kedua, kita harus mengetahui
tata krama membaca Al Qur’an.
3. Tahap ketiga, kita harus mengetahui
bahwa di dalam Al Qur’an itu banyak sekali surah atau ayat yang mengandung
perumpamaan atau berupa perumpamaan.
4. Tahap keempat, kita harus
mempergunakan akal ketika mempelajari dan memahami Al Qur’an.
5. Tahap kelima, kita harus mengetahui
bahwa didalam Al Qur’an banyak sekali surah atau ayat yang mengandung hikmah
atau tidak bisa langsung diartikan, akan tetapi memiliki arti tersirat.
6. Tahap keenam, kita harus mengetahui
bahwa Al Qur’an tidak diturunkan untuk menyusahkan manusia dan harus
mendahulukan surah atau ayat yang lebih mudah dan tegas maksudnya untuk segera
dilaksanakan.
7. Tahap ketujuh, kita harus mengetahui
bahwa ayat-ayat didalam Al Qur’an terbagi dua macam (QS Ali Imran : 7) yaitu
pertama, ayat-ayat muhkamat yakni ayat-ayat yang tegas, jelas maksudnya dan
mudah dimengerti. Ayat-ayat muhkamat adalah pokok-pokok isi Al Qur’an yang
harus dilaksanakan oleh manusia dan dijadikan sebagai pedoman dalam
kehidupannya. Kedua, ayat-ayat yang mutasyabihat adalah ayat-ayat yang sulit
dimengerti dan hanya Allah yang mengetahui makna dan maksudnya.
8. Tahap kedelapan, kita harus
menjalankan isi kandungan Al Qur’an sesuai dengan keadaan dan kesanggupannya
masing-masing (QS 12 : 22, 4 : 36, 65 : 7, 2 : 215, 3 : 92, 2 : 269).
C. Hikmah
Iman Kepada Kita Allah
Ada hikmah
yang bisa direnungi mengapa Allah menurunkan Al Qur’an kepada umat manusia yang
diantaranya adalah sebagai berikut.
- Menjadikan manusia tidak kesulitan, atau agar kehidupan manusia menjadi aman, tenteram, damai, sejahtera, selamat dunia dan akhirat serta mendapat ridha Allah dalam menjalani kehidupan. (keterangan selanjutnya lihat QS Thaha :
- Untuk mencegah dan mengatasi perselisihan diantara sesama manusia yang disebabkan perselisihan pendapat dan merasa bangga terhadap apa yang dimilkinya masing-masing, meskipun berbeda pendapat tetap diperbolehkan (keterangan selanjutnya lihat QS Yunus : 19.
وَمَا كَانَ النَّاسُ إِلَّا
أُمَّةً وَاحِدَةً فَاخْتَلَفُوا وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَبِّكَ
لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ فِيمَا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ
Artinya: "Manusia
dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah karena
suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi
keputusan di antara mereka], tentang apa yang mereka perselisihkan
itu"( QS Yunus : 19)
Sebagai petunjuk dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan bertakwa (keterangan selanjutnya lihat QS Ali
Imran : 138,
هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى
وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ
Artinya: " (Al Quran) ini
adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi
orang-orang yang bertakwa"( QS Ali Imran : 138)
- Untuk menginformasikan kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu mempunyai syariat (aturan) dan jalannya masing-masing dalam menyembah Allah (keterangan selanjutnya lihat Al Hajj : 67
لِكُلِّ
أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا هُمْ نَاسِكُوهُ فَلَا يُنَازِعُنَّكَ فِي الْأَمْرِ
وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ إِنَّكَ لَعَلَى هُدًى مُسْتَقِيمٍ
Artinya: "Bagi tiap-tiap
umat telah Kami tetapkan syari’at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah
sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari’at) ini dan serulah
kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang
lurus. (Qs. Al Hajj : 67)
- Untuk menginformasikan bahwa Allah tidak menyukai agama tauhid Nya (islam) dipecah belah (keterangan selanjutnya lihat QS Al Hijr : 90-91, Al Anbiya : 92-93, Al Mukminun : 52-54, Ar Rum : 30-32, Al Maidah : 54, an An Nisa : 150-152
- Untuk menginformasikan bahwa Al Qur’an berisi perintah-perintah Allah, larangan-larangan Allah, hukum-hukum Allah, kisah-kisah teladan dan juga kumpulan informasi tentang takdir serta sunatullah untuk seluruh manusia dan pelajaran bagi orang yang bertakwa.
- Al Qur’an adalah kumpulan dari petunjuk-petunjuk Allah bagi seluruh umat manusia sejak nabi Adam a.s sampai nabi Muhammad SAW yang dijadikan pedoman hidup bagi manusia yang takwa kepada Allah untuk mencapai islam selama ada langit dan bumi (keterangan selanjutnya lihat QS Maryam : 58, Ali Imran : 33 & 88-85, Shad : 87, dan At Takwir : 27)
Manusia
ingin mencapai kehidupan yang selamat sejahtera, baik didunia maupun di akhirat
harus menggunakan pedoman hidup yang lurus dan benar yaitu Al Qur’an
(keterangan selanjutnya lihat QS Maryam : 58, Ali Imran : 33 & 84-85, dan
At Takwir : 27).
Jawablah
pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Sebutkanlah empat wujud penghayatan
terhadap fungsi iman kepada kitab-kitab Allah!
2. Sebutkanlah latar belakang Allah
menurunkan Al Qur’an!
3. Sebutkan latar belakang penulisan Al
Qur’an
4. Jika kamu menemukan Al Qur’an dalam
keadaan berantakan, apakah sikap yang akan kamu tunjukan!
5. Siapakah Zaid bin Tsabit? Jelaskan!
6. Apakah yang kamu ketahui tentang
umar bin khattab? Jelaskan!
7. Sebutkan perbedaan kitab dan suhuf!
8. Apa kah yang dimaksud Surah Al Hijr
: 9?
9. Apakah yang dimaksud iman kepada
kitab-kitab Allah !
10. Bagaimana sikap yang ditunjukkan
oleh orang yang berpedoman kepada Allah ketika ia tertimpa musibah?
BAB III
Sebagai
muslim yang baik, kita tidka boleh melakukan perbuatan apapun yang sifatnya
merendahkan, mengejek dan menghina orang lain baik dari segi kepribadiannya,
karyanya, postur tubuhnya maupun keadaan sosialnya. Karena penghinaan, celaan,
apalai merendahkan akan memunculkan perasaan sakit hati dan dendam. Oleh karena
itu, setiap individu muslim hendaknya berusah sekuat kemampuan unnutk menahan
dari dari sikap yang membuat orang lain merasa direndahkan. Manusia yang baik
adalah mereka yang selalu memperhatikan dan memberikan pertolongan kepada
orang-orang yang tidak mampu atau lemah disekitarnya. Inilah ajaran yang telah
dijelaskan oelh rasulullah SAW
ﺧﻴﺭﺍﻟﻨﺎﺲ ﻤﻦ ﻳﻨﻔﻊ ﻠﻠﻨﺎ ﺱ (ﺮﻮﺍﻩ ﻤﺗﻔﻕ
ﻋﻠﻴﻪ)
Artinya : “Sebaik-baik
manusia adalah orang yang selalu memberi manfaat kepaa manusia lain.” (HR
Muttafaqun Alaih)
A. Perduli
Terhadap Orang Lain.
Dalam Al
Qur’an surat Al Fath ayat 29, Allah menerangkan kepada kita bahwa Muhammad
adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya dan dia adalah keras
terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang bersama mereka. Ayat ini
menjelaskan bahwa nabi diutus kepada semua umat manusia dalam rangka memberi
peringatan dan kabar gembira, menerangi kehidupan manusia yang dulunya berada
dalam kebodohan agar mereka tidak lagi berbuat sewenang-wenang terhadap orang
lain. Sebagai contoh, pada zaman jahiliyah, khusunya pada kaum quraisy yang
dianggap penguasa, sedangkan orang miskin dan lemah dianggap sebagai budak.
Hukum ketika itu bersifat ekslusif dan melindungi orang-orang tertentu saja
sehingga orang-orang kuat menindas orang-orang lemah.
Allah
mengutus rasulullah SAW untuk mengembalikan hak-hak dan martabat m,anusia yang
rusak. Rasulullah memulai kembali dengan menata perilaku seluruh umatnya yang
selama ini terjebak dalam kejahiliyahan dan mengangkat derajat mereka sebagai
manusia yang mulia. Orang-orang yang kuat selalu diarahkan untuk berlemah
lembut dan mengasihi orang yang lemah, membantu dan melindungi mereka. Manusia
dianggap sama keberadaanya di hadapan Allah yang membedakannya hanyalah ketakwaanya.
Dengan demikian, kita sebagai generasi penerus muslim hendaknya turut mengasah
kepekaan terhadap orang yang lemah atau duafa dengan mengikuti sifat kasih
sayang dan lemah lembut yang telah diteladankan oleh rasulullah SAW
ﻮﺍﷲ ﻔﻲ ﻋﻮﻥ ﺍﻟﻌﺒﺩ ﻤﺎ ﻜﺎﻥ ﺍﻠﻌﺒﺩ ﻔﻲ ﻋﻮﻥ
ﺃﺧﻳﻪ (ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻠﺷﻴﺧﺎﻦ)
Artinya :“Allah
itu senantiasa menolong hambanya, selagi hambanya itu menolong saudaranya.”
(HR Asy Syaikhan).
ﻤﺛﻞ ﺍﻟﺨﺴﺪ ﺍﺬ ﺍﺷﺘﻜﻰ ﻤﻨﻪ ﻋﻀﻭ ﺘﺪﺍﻋﻰ ﻟﻪ
ﺴﺎﺋﺮﺍﻠﺨﺴﺪ ﺒﺎ ﻠﺴﻬﺮ ﻮ ﺍﻠﺤﻤﻰ (ﺮﻮﺍﻩ ﺍﻠﺒﺨﺎﺭﻯ)
Artinya : “Perumpamaan
seorang mukmin itu (dalam kasih sayang mereka, lemah lembutnya, dan rasa cinta
mereka) bagaikan satu jasad atau badan yang apabila sakit salah satu anggota
tubuhnya maka seluruh tubuhnya merasakan sakitnya.” (HR Bukhari)
B. Menghargai Karya Orang Lain
Menghargai
hasil karya orang lain merupakan salah satu upaya membina keserasian dan
kerukunan hidup antar manusia agar terwujud kehidupan masyarakat yang saling
menghormati dan menghargai sesuai dengan harkat dan derajat sesuai dengan
harkat dan derajat seseorang sebagai manusia. Menumbuhkan sikap menghargai
hasil karya orang lain merupakan sikap yang terpuji karena hasil karya tersebut
merupakan pencerminan pribadi penciptanya sebagai manusia yang ingin diharagai.
Hadits
yang nabi Muhammad yang artinya :“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bekerjan dan menekuni kerjanya.” (HR Baihaqi)
Menghormati
dan menghargai karya orang lain harus dilakukan tanpa memandang derajat,
status, warna kulit, atau pekerjaan orang tersebut karena hasil karya merupakan
pencerminan pribadi seseorang. Berkarya artinya melakukan atau mengerjakan
sesuatau sampai menghasilkan sesuatu yang menimbulkan kegunaan atau manfaat dan
berarti bagi semua orang. Karya tersebut dapat berupa benda, jasa atau hal yang
lainnya
Islam sangat
menganjurkan umatnya agar saling menghargai satu sama lain. Sikap menghargai
terhadap orang lain tentu didasari oleh jiwa yang santun atau al hilmu
yang dapat menumbuhkan sikap menghargai orang di luar dirinya. Kemampuan
tersebut harus dilatih terlebih dahulu untuk mendidik jiwa manusia sehingga
mampu bersikap penyantun. Seperti contoh, ketika bersama-sama menghadapi
persoalan tertentu, seseorang harus berusaha saling memberi dan menerima saran,
pendapat atau nasehat dari orang lain yang pada awalnya pasti akan terasa
sulit. Sikap dan perilaku ini akan terwujud bila pribadi seseorang telah mapu
menekan ego pribadinya melalui pembiasaan dan pengasahan rasa empati melaui
pendidikan akhlak.
ﺘﺑﺴﻤﻚ ﻔﻲ ﻮﺠﻪ ﺍﺨﻳﻚ ﻠﻙ ﺻﺪﻗﺔ
﴿ﺮﻮﺍﻩﺍﻠﺷﻳﺧﺎﻦ﴾
Artinya : “Senyummu
di hadapan saudaramu adalah sedekah” (HR Asy Syaikhan)
Kita tidak
dapat mengingkari bahwa keberhasilan seseorang tidak dicapai dengan mudah dan
santai tapi dengan perjuangan yang gigih, ulet, rajin dan tekun serta dengan
resiko yang menyertainya. Oleh karena itu, kita patut memberikan penghargaan
atas jerih payah tersebut. Isyarat mengenai keharusan seseorang
bersungguh-sungguh dalam berkarya dijelaskan dalam Al Qur’an sebagai berikut.
Artinya : “…Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan
ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh kerjaan yang lain.” (QS Al Insyirah : 5-7)
Cara yang
bisa diwujudkan untuk menghargai hasil karya orang lain adalah dengan tiak
mencela hasil karya orang tersebut meskipun hasil karya itu menurut kita jelek.
Memberikan penghargaan terhadap hasil karya orang lain sama dengan menghargai
penciptanya sebagai manusia yang ingin dan harus dihargai. Bisa menghargai
hasil karya orang lain merupakan sikap yang luhur dan mulia yang menggambarkan
keadilan seseorang karena mampu menghargai hasil karya yang merupakan saksi
hidup dan bagian dari diri orang lain tanpa melihat, kedudukan , derajat,
martabat, status, warna kulit dan pekerjaan orang tersebut.
Latihan
Jawablah
pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1.
Jelaskan yang dimaksud dengan kaum lemah!
2. Apakah
bantuan yang dapat diberikan kepada kaum lemah?
3.
Tuliskan hadis yang bermakna Allah itu senantiasa menolong hambanya selagi
hambanya menolong saudaranya!
4.
Jelaskan maksud hadis yang berbunyi, sebaik-baik manusia adalah orang yang selalu
memberi manfaat kepada orang lain!
5. Apakah
maksud dari menghargai karya orang lain?
6. Apakah
yang dimaksud dengan berkarya?
7.
Sebutkanlah perilaku yang mencerminkan sikap menghargai hasil karya orang lain!
8.
Bagaimana perangai Ali bin Abi Thalib berkaitan dengan kaum lemah?
9.
Sebutkanlah kandungan surah An Nisa ayat 36!
10. sebutkanlah jenis nafkah yang
diberikan kepada kaum lemah!
BAB IV
DOSA-DOSA BESAR
Islam
sangat menutamakan dan menghargai eksistensi manusia. Oleh karena itu, Allah
sangat murka apabila manusia bersikap menghancurkan manusia lain tanpa dasar
aturan Nya. Perilaku tercela seperti merampok, membunuh, asusila, dan
pelanggaran hak asasi manusia merupakan tindakan yang melecehkan eksistensi
manusia yang sesungguhnya telah dimuliakan oleh Allah. Nah, untuk mengenali hal
tersebut sehingga kita mampu membentengi diri, marilah kita bersama-sama
menganalisisnya dalam pembahasan kali ini.
A. Merampok
Merampas
atau merampok harta orang lain yang kadang disertai dengan kekerasan, ancaman
dan bahkan pembunuhan emrupakan perilaku yang sangat menggelisahkan dan
mengerikan. Itu termasuk perbuatan haram dam merupakan dosa besar yang wajib
dijauhi oleh setiap individu. Apabila dalam suatu masyarakat banyak terjadi
perampasan dan perampokan, warga masyarakat yang ada di lingkungan tersebut
akan mengalami keresahan. Oleh karena itu, tetap sekali penegasan Allah SWT dan
rasulnya. Mereka dianggap perang terhadap Allah dan rasulnya karena yang mereka
lakukan merupakan perbuatan melawan hukum Allah SWT dan mengganggu masyarakat
yang dilindungi oleh hukum. Orang-orang yang memerangi Allah dan rasul Nya
disebutkan dalam firman Allah SWT sebagai berikut.
إِنَّمَا جَزَاءُ الَّذِينَ
يُحَارِبُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا أَنْ يُقَتَّلُوا
أَوْ يُصَلَّبُوا أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ مِنْ خِلَافٍ أَوْ
يُنْفَوْا مِنَ الْأَرْضِ ذَلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي
الْآَخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Artinya : “sesungguhyna
pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan rasulnya dan membuat
kerusakan di bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib atau dipotong tangan
dan mereka dengan bertimbal balik atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya)
dengan demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia dan
diakhirat mereka beroleh siksaan yang besar.” (QS Al Maidah : 33)
Firman
Allah yang lain perihal pencurian yang dapat dihukum dengan potong tangan
adalah sebagai berikut.
وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ
فَاقْطَعُوا أَيْدِيَهُمَا جَزَاءً بِمَا كَسَبَا نَكَالًا مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ
عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya : “Laki-laki
dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya, (sebagai) pembalasan
bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah dan Allah maha
perkasa dan maha bijaksana.” (QS Al Maidah : 38)
Pengertian
hukum potong tangan dapat beraneka macam pendapat. Selain pengertian tangannya
yang dipotong, dipenjarakan kemudian dibimbing sehingga sifat tercela tersebut
dapat hilang. Perbuatan mencuri, merampok dan merampas jelas sangat berbahaya,
baik terhadap diri sendiri maupun terhadapa orang lain atau masyarakat.
Terhadap dirinya sendiri dapat berakibat antara lain kehidupan si pelaku pasti
tidak akan merasa tenang. Jiwanya akan merasa dikejar-kejar oleh bayangan dosa,
bahkan sedikit demi sedikit keimanan dan keislamannya akan terlepas dari
dirinya. Rasulullah SAW pernah bersabda.yamg artinya : “Tidaklah seorang
pencuri ketika mencuri itu ia beriman.” (HR Bukhari)
B. Membunuh
Hak-hak
yang paling utama bagi setiap manusia yang dijamin pula oleh Islam adalah hak
hidup, hak pemilikan, hak pemeliharaan kehormatan, hak kemerdekaan, hak
persamaan, dan hak menuntut ilmu pengetahuan.
Diantara
hak-hak tersebut, hak yang paling penting dan mendapat perhatian adalah hak
hidup. Firman Allah SWT.
وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ
الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَمَنْ قُتِلَ مَظْلُومًا فَقَدْ
جَعَلْنَا لِوَلِيِّهِ سُلْطَانًا فَلَا يُسْرِفْ فِي الْقَتْلِ إِنَّهُ كَانَ
مَنْصُورًا
Artinya : “Dan
janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah(membunuhnya), melainkan
dengan suatu alasan yang benar.” (QS Al Isra : 33),
Islam
memberikan perhatian terhadap perlindungan jiwa dan Allah mengancam orang yang
merampas hal tersebut dengan hukuman berat. Allah SWT berfirman.
وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا
مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ
وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا
Artinya :“Dan
barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya
adalah jahanam. Ia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya dan
mengutuknyaserta menyediakan azab yang pedih baginya.” (QS An Nisa : 93)
Hadis nabi Muhammad SAW.
Artinya :“Barang
siapa membunuh dirinya dengan sesuatu maka kelak ia akan disiksa di hari kiamat
nanti dengan barang tersebut.” (HR Muslim)
Pembunuhan
dapat terjadi akibat berselisih pendapat, dengki, dendam, iri hati atau
cemburu. Hal ini merupakan akibat tipu daya setan agar manusia senantiasa
bertikai dan saling membunuh.
Jenis-jenis
pembunuhan dan hukumannya berdasarkan Al Qur’an dan hadis dijelaskan sebagai
berikut.
1.
pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja yaitu merencanakan pembunuhan dalam
keadaan jiwa sehat dan penuh kesadaran. Pembunuhan semacam ini dapat dihukum qisas
artinya dihukum mati, kecuali dimaafkan oleh pihak keluarga korban dan
kepadanya dituntut denda.
2.
Pembunuhan yang terjadi tanpa disengaja dengan alat yang tidak mematikan.
Hukumannya adalah penjara atau denda yang cukup berat
3.
pembunuhan karena kesalahan atau kekhilafan semata-mata tanpa direncanakan dan
tidak ada maksud sama sekali, misalnya kecelakaan. Hukuman tersangka penjara
atau denda ringan
Untuk
memperkecil peluang terjadinya ha-hal buruk tersebut, kita selalu memupuk
perilaku terpuji, baik terhadap diri pribadi maupun terhadap lingkuang atau
masyarakat. Hal-hal di bawah ini dapat melatih diri kita untuk membentengi diri
dari perilaku tercela, khusunya perbuatan membunuh.
1. Membiasakan bersilaturahmi
2. Mampu menahan amarah
3. Mampu memaafkan kesalahan
4. Berbuat adil
5. Memperbanyak berbuat kebajikan
6. Suka menolong
7. Bersikap lemah lembut
8. Meninggalkan hal-hal yang menyangkut
riba
9. Meneguhkan hati untuk mengikuti
jalan yang lurus
10. Memakan makanan yang halal dan thayyib
11. Senantiasa berdoa kepada Allah SWT
12. Berlaku lurus terhadap manusia
13. Tidak pelit atau kikir
C. Asusila
Asusila
adalah perbuatan atau tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma atau kaidah
kesopanan yangsaat ini cenderung banyak terjadi di kalangan masyarakat,
terutama remaja. Islam dengan Al Qur’an dan sunah telah memasang bingkai bagi
kehidupan manusia agar menjadi kehidupan yang indah an bersih dari kerusakan
moral. Menurut pandangan Islam, tinggi dan rendahnya spiritualitas (rohani)
pada sebuah masyarakat berkaitan erat dengan segala perilakunya, bukan saja
tata perilaku yang bersifat ibadah mahdah (khusus) seperti salat dan
puasa, namun juga yang bersifat perilaku ibadah ghairu mahadah (umum)
seperti hal-hal yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan.
Didalam Al
Qur’an terdapat bebeapa ayat yang memuat informasi dan pengetahuan tentang
hubungan antara laki-laki dan perempuan. Firman Allah SWT
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا
مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ
خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
Artinya : “Katakanlah
kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan
memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka.
Sesungguhyna Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS An Nur : 30)
Hadis Nabi
Muhammad SAW menyatakan sebagai berikut.yang
Artinya : “Maka
bertakwalah kepada Allah dalam hal wanita. Sebab kalian telah mengambil mereka
dengan dasar amanah Allah dan telah kalian halalkan kemaluan mereka dengan
kalimah Allah.” (HR Muslim)
Ada
beberapa hal yang menjadi faktor pemicu munculnya perilaku asusila di dalam
suatu masyarakat tersebut.
1. Faktor
lingkungan atau masyarakat yang cukup besar memberikan pengaruh terhadap
tingkah laku sesorang, khususnya remaja yang kondisinya berada pada masa puberitas
dan pencarian jati diri sehingga mereka rentan terhadap pengaruh tersebut.
2.
Kurangnya keteladanan yang diberikan oleh pihak yang seharusnya memberi atau
menjadi teladan. Keteladanan ini mutlak diperlukan, khusunya oleh remaja karena
contoh atau teladan memberikan kemudahan untuk proses pembiasaan perilaku pada
kehidupan sehari-hari mereka.
3.
Kurangnya sikap konsisten dari pihak yang seharusnya memiliki tugas tersebut.
Sikap tidak konsisten terkadang membuat seseorang tidak memiliki patokan yang
jelas mengenai hal-hal mana yang boleh dan mana yang tidak.
D. Pelanggaran Hak Asasi Manusia
(HAM)
Masalah
hak asasi manusia menjadi salah satu pusat perhatian manusia sedunia sejak
pertengahan abad lalu. Kaum muslim di seluruh dunia juga mempunyai perhatian yang
sungguh-sungguh terhadap isu global ini. Islam selalu mendorong umatnya untuk
mendorong umatnya untuk menemukan hal-hal yang baru dan mencari
pemecahan-pemecahan baru demi kemajuan umat Islam, bahkan umat manusia di
seluruh di dunia.
Ada
beberapa pengertian dari hak asasi manusia antara lain :
1. hak-hak dasar atau pokok bagi
manusia sejak dilahirkan yang merupakan anugerah dari Allah yang Mahakuasa
2. hak yang melekat pada martabat
manusia sebagai insan ciptaan Allah yang tidak bisa dilanggar oleh siapapun
juga, atau
3. hak dan kewajiban dasar manusia.
Darah
manusia tidak boleh ditumpahkan tanpa alasan yang benar. Hukum Islam pun telah
memberikan penjelasan mengenai hal tersebut, diantaranya larangan menindas
wanita, anak-anak, orang tua, orang-orang sakit atau orang cidera, kehormatan
dan kesucian, baik laki-laki maupun perempuan harus dihormati dalam segala
keadaan, orang lapar harus diberi makan, orang telanjang diberi pakaian dan
orang-orang sakit atau terluka di tolong tanpa memperdulikan apakah ia seorang
muslim atau bukan, bahkan musuh sekalipun (lihat QS Al Maidah)
Islam pada
dasarnya adalah ajaran yang komprehensif karena Al Qur’an adalah kitab yang
berfungsi memberi petunjuk, penjelasanatas petunjuk, serta pembeda antara
kebenaran dan kesalahan (lihat QS Al Baqarah : 185)
Berikut
ini adalah isi yang terkandung dalam hak asasi manusia yang disepakati hampir
di seluruh dunia
a.
Kebebasan berpendapat, beragama, dan bergerak (Personal Right)
b. Hak
memiliki, memberi, menjual dan memanfaatkan sesuatu (Properti Right)
c.
Perlakuan sama dalam hukum dan pemerintahan (Right of legal Equality)
d. Ikut
serta dalam pemerintahan, hak pilih dan dipilih (Political Right)
e. Hak
untuk memilih pendidikan dan pengembangan kebudayaan (Social Culture Right)
f.
Perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan (Prosedur Right)
Bangsa
Indonesia, khususnya kaum muslimmempunyai tugas dan kewajiban untuk membuktikan
bahwa Islam cinta damai dan menghormati hak asasi manusia. Ajaran Islam
membimbing pemeluknya menjadi umat yang mampu meberikan kedamaian dan
kesejahteraan bagi seluruh umat manusia di dunia.
Ada
beberapa contoh perilaku yang merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
Perilaku yang harus di jauhi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Membunuh manusia
2. Membunuh anak-anak meskipun karena
takut miskin
3. Mencuri
4. Berzina
5. Menipu atau berlaku curang
6. Melakukan riba
7. Melakukan judi atau maasyir.
8. mengambil sesuatu yang bukan hak
milik tidak halal
9. Memakan harta anak yatim yang bukan
hak
10. menyuruh atau mendukung kemungkaran
dan melarang atau mencegah kebaikan.
11. Menganiaya
12. Mengkhianati amanah dan menipu
13. Menipu dan merusak hakim
14. Membela pengkhianat
15. Berkata-kata palsu dan memberi
kesaksian palsu.
16. Menyembunyikan kebenaran
17. Berkata buruk
18. Mengumpat
19. Mengejek atau mengolok-olok
20. Mematai-matai orang atau mencari
kesalahan orang lain.
21. Memperlakukan anak yatim dan orang
miskin dengan buruk
22. Menganggap rendah orang lain atau
sombong
23. Bermaksud jahat atau menuduh wanita
yang baik berzina.
24. Kikir atau bakhil
25. Merugikan atau mengambil hak orang
lain
26. Membenci
27. Merusak
28. Menghina
29. Memaksakan kehendak.
Iblis atau
setan senantiasa berusaha menggoda manusia untuk melakukan perbuatan tercela.
Mereka telah bersumpah untuk menyesatkan manusia sepanjang masa. Oleh karena
itu, kita harus berusaha semaksimal mungkin agar tidak terjebak atau tergoda
rayuan iblis atau setan. Beberapa sikap yang menjadi perwujudan kita membenci
sifat-sifat tercela tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Kita meyakini bahwa Allah SWT adalah
tuhan semesta alam yang Mahakuasa serta maha berkehendak, sedangkan semua
makhluk Nya derada didalm kekuasaan Nya. Oleh karena itu, kita harus
mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara memohon perlindungan hanya kepada
Allah SWT dari segala godaan setan yang terkutuk, mengingat Allah dan
sifat-sifatnya setiap saat, selalu mengembalikan sesuatu baik ide atau niat
apapun juga didalam hati kepada Allah sebelum berbuat atau melakukan niat
tersebut, melaksanakan segala perintah Allah, terutama yang berkaitan dengan
ibadah rukun Islam secara konsisten, dan gemar melakukan amal saleh seperti
aksi bakti sosial.
2. Menyisihkan harta atau rezeki yang
digunakan untuk membantu orang-orang yang memerlukan bantuan atau terkena
musibah
3. Selalu mendukung, turut serta
membantu, atau aktif mengikuti kegiatan yanng bersifat syiar atau dakwah
4. Menggembirakan kaum dhuafa seperti
anak yatim piatu, orang yang sedang sakit, fakir miskin dan lain sebagainya
agar mereka turut merasakan kegembiraan dan perhatian dari saudaranya sesama
muslim.
Jawablah
pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1.
Jelaskanlah yang dimaksud dengan merampok, membunuh dan asusila!
2. Apakah
yang dimaksud dengan pelanggaran hak asasi manusia?
3.
Tuliskanlah Al Qur’an surah Al Isra ayat 53 berikut terjemahannya !
4.
Sebutkanlah 5 (lima) penyebab orang bertikai karena berselisih pendapat!
5. Apakah
yang dimaksud fanatik yang berlebihan?
6.
Sebutkanlah jenis-jenis pembuinuhan berikut penjelasannya!
7.
Jelaskanlah pandangan Al Qur’an tentang pembunuhan!
8.
Sebutkanlah tiga penyebab yang mendorong timbulnya penyimpangan perilaku
seperti seks di luar nikah!
9.
Tulislah hadis tentang hukum haramnya khamar!
10. Apa
yang dimaksud dengan hal-hal berikut ini?
a.
Berwawasan sempit
b. Menutup
diri atau sulit menerima pendapat orang lain
c. Memaksakan kehendak
BAB V
DAKWAH DAN KHUTBAH
Sebagai
umat Islam, kita berkewajiban untuk menyiarkan dan berdakwah atau mengajak
seluruh umat manusia agar beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta gemar
beramar ma’ruf nahi munkar.
A. Dakwah
Secara
bahasa (etimologi) dakwah berarti mengajak, menyeru atau memanggil. Adapun
secara istilah (terminologi), dakwah bermakna menyeru seseorang atau masyarakat
untuk mengikuti jalan yang sudah ditentukan oleh Islam berdasarkan Al Qur’an dan
hadis untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Firman
Allah SWT.
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ
بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ
بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya : “Serulah
(manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS An Nahl : 125)
Rasulullah
SAW merupakan contoh sosok yang telah melaksanakan segenap tugas dakwah secara
maksimal sehingga mencapai hasil yang maksimal. Melalui dakwah rasulullah
itulah ajaran-ajaran Allah yang keseluruhannya adalah untuk kebahagian umat
manusia di dunia dan akhirat dapat tersiar dan diterima serta diamalkan oleh
umat manusia di seluruh dunia.
Rasulullah
suka berbincang-bincang atau berdialog dengan para sahabat dalam situasi dan
kondisi apapun. Kesempatan-kesempatan semacam itu selalu dimanfaatkan untuk
menyampaikan ajaran-ajaran yang diterimanya dari Allah. Cara berdakawah
rasulullah melalui dialog ini terbukti tidak saja mampu memberi pemahaman yang
baik kepada sahabat tentang Islam, bahkan juga mengubah perilaku mereka ke arah
yang lebih baik. Lebih dari itu, melalui cara dialog rasulullah juga telah
berhasil membina sejumlah sahabat menjadi ulama dan pemuka Islam berkualitas
tinggi.
Pada
awalnya rasulullah berdakwah kepada masyarakat disekeliling beliau yang dikenal
dengan sebutan generasi sahabat. Selanjutnya generasi meneruskan dakwah
rasulullah tersebut kepada generasi berikutnya yang disebut generasi tabi’in.
Generasi tabi’in juga meneruskan kepada generasi berikutnya yaitu tabiit
tabiin. Demikianlah seterusnya sehingga dakwah rasulullah SAW sampai kepada
generasi umat Islam seluruh dunia yang hidup sekarang ini. Generasi modern ini
pun tentu saja akan meneruskan dakwah rasulullah kepada generasi yang akan hidup
di zaman mendatang. Setiap orang memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan
ayat-ayat atau ajaran Islam kepada saudaranya yang lain sebagaimana hadis nabi
Muhammad SAW yang menyatakan sebagai berikut.
ﺒﻠﻐﻮﺍ ﻋﻨﻲ ﻭﻟﻮ ﺃﻴﺔ (ﺮ ﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎ ﺭﻯ ﻭ
ﻤﺳﻟﻢ)
Artinya : “Sampaikanlah dari
ku walaupun satu ayat.” (HR Bukhari)
Ada hal-hal yang harus disiapkan dan
diperhatikan sebelum seseorang menjalankan tanggung jawab untuk menyampaikan
ajaran Islam, yaitu sebagai berikut.
1. Bersikap lemah lembut, tidak
berhati kasar dan tidak merusak.
2. Menggunakan akal dan selalu dalam
koridor mengingat Allah SWT
3. Menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti
4. Mengutamakan musyawarah dan
berdiskusi untuk memperoleh kesepakatan bersama
5. Materi dakwah yang disampaikan
harus mempunyai dasar hukum yang kuat dan jelas sumbernya (Al Qur’an dan hadis)
dan disertai dengan hikmahnya
6. Tidak meminta upah atas dakwah
yang dilakukannya
7. Menyampaikan dengan ikhlas dan
sabar, harus sesuai waktu, pada orang dan tempat yang tepat
8. Tidak menghasut orang lain untuk
bermusuhan, merusak, berselisih dan mencari-cari kesalahan umat atau agama lain
9. Melakukan dakwah dan beramal
shaleh
10. Tidak menjelek-jelekan atau
membeda-bedakan orang lain karena inti yang harus disampaikan dalam berdakwah
adalah tentang tauhid dan ajaran Islam yang sesuai dengan tuntunan rasulullah
B. Khotbah
Khotbah
merupakan kegiatan berdakwah atau mengajak orang lain untuk meningkatkan
kualitas takwa dan memberi nasihat yang isinya merupakan ajaran agama. Khotbah
yang sering dilakukan dan dikenal luas dikalangan umat Islam adalah khotbah
Jumat dan khotbah dua hari raya yakni Idul Fitri dan Idul Adha. Orang yang
memberikan materi khotbah disebut khatib.
1. Syarat-syarat untuk menjadi
khatib diantaranya sebagai berikut.
a.
Khatib harus laki-laki dewasa
b.
Khatib harus mengetahui tentang ajaran Islam agar khotbah
yang disampaikan tidak membingungkan
atau menyesatkan jemaahnya
c.
Khatib harus mengetahui tentang syarat, rukun dan sunah
khotbah Jumat
d.
Khatib harus mampu dan fasih berbicara di depan umum
e.
Khatib harus bisa membaca ayat-ayat Al Qur’an dengan baik
dan benar
2. Syarat
khotbah Jumat
Setiap
mengerjakan salat Jumat pasti disertai dengan khotbah yang dilaksanakan sebelum
salat dan setelah masuk waktu zuhur. Tidak sah salat jumat apabila tidak
didahului oleh khotbah. Dalam khotbah salat jumat ini khotib mengingatkan
jemaah agar lebih meningkatakan iman dan takwa kepada Allah SWT serta
menganjurkan atau mendorong jemaah agar beribadah dan beramal shaleh
Khotbah
jumat memiliki syarat-syarat antara lain sebagai berikut.
a. Khotbah
harus dilaksanakan dalam bangunan yang dipakai untuk salat jumat
b. Khotbah
disampaikan khotib dengan berdiri (jika mampu) dan terlebih dahulu memberi
salam
c. Khotbah
dibawakan agak cepat namun teratur dan tertib. Salah satu bentuk pelaksanaan
khotbah yang tertib adalah mengikuti sabagai contoh hadis berikut ini yang
artinya: “Rasulullah SAW berkhotbah dengan berdiri dan beliau duduk diantara
dua khotbah.” (HR Jamaah kecuali Bukhari dan Turmuzi)
d. Setelah
khotbah selesai segera dilaksanakan salat jumat
e. Rukun
khotbah dibaca dengan bahasa Arab, sedangkan materi khotbahnya dapat
menggunakan bahasa setempat.
f. Khotbah
dilaksanakan setelah tergelincir matahari (masuk waktu zuhur) dan dilaksanakan
sebelum salat jumat.
g. Khotbah
disampaikan dengan suara yang lantang dan tegas, namun tanpa suara yang kasar.
Hadis menyebutkan sebagai berikut. Yang artinya : “Bila rasulullah SAW
berkhotbah kedua matanya memerah, suaranya tegas dan semangatnya tinggi bagai
seorang panglima yang memperingatkan kedatangan musuh yang menyergap di kala
pagi atau sore.” (HR Muslim dan Ibnu Majjah)
3. Rukun
Khotbah jumat
Rukun
khotbah harus dilakukan dengan tertib. Apabila rukun khotbah tidak dilaksanakan
dengan tertib, salat jumat tersebut akan menjadi tidak sah. Adapun rukun
khotbah tersebut adalah sebagai berikut.
1. Membaca hamdalah
2. Membaca shalawat atas nabi
3. Membaca syahadatain yaitu syahadat
tauhid dan syahadat rasul
4. Berwasiat atau memberikan nasehat
tentang ketakwaan dan menyampaikan ajaran Islam tentang aqidah, Syariah atau
muamalah
5. Membaca ayat Al Qur’an dalam salah
satu khotbah dan lebih baik pada khotbah yang pertama
6. Mendoakan kaum muslim dan muslimat.
4. Sunah
khotbah jumat
Ketika
menyampaikan khotbah jumat, ada hal-hal yang termasuk ke dalam sunah-sunah
khotbah jumat. Sunah salat jumat adalah sebagai berikut.
1. Khotbah disampaikan diatas mimbar
atau di tempat yang sedikit lebih tinggi dari jamaah salat jumat
2. Khotib menyampaikan khotbah dengan
suara yang jelas, terang, fasih, berurutan, sistematis, mudah dipahami dan
tidak terlalu panjang atau terlalu pendek
3. Khotib harus menghadap arah jemaah
4. Khotib memberi salam pada awal
khotbah
5. Khotib hendaklah duduk sebentar di
kursi mimbar setelah mengucapkan salam pada waktu azan disuarakan
6. Khatib membaca surat Al Ikhlas
ketika duduk diantara dua khotbah
7. Khotib menertibkan rukun khotbah,
terutama salawat nabi Muhammad SAW dan wasiat takwa terhadap jamaah
Adapun
mengenai panjang pendeknya khotbah, hadits menyatakan sebagai berikut. yang artinya
: “Rasulullah SAW memanjangkan salat dan memendekkan khotbahnya.” (HR
Nasai)
5. Fungsi
khotbah jumat
Khotbah
sebenarnya memilki banyak sekali fungsi, baik bagi muslim secara individu
maupun secara sosial kemasyarakatan yakni antara lain sebagai berikut.
a. Memberi pengajaran kepada jamaah
mengenai bacaan dalam rukun khotbah, terutama bagi jamaah yang kurang memahami
bahasa Arab
b. Mendorong jamaah untuk meningkatkan
ketakwaan kepada Allah
c. Mengajak jamaah untuk selalu
berjuang menggiatkan dan membudayakan syariat Islam dalam masyarakat.
d. Mengajak jamaah untuk selalu
berusaha meningkatkan amar ma’ruf dan nahi munkar
e. Menyampaikan informasi mengenai
perkembangan ilmu pengetahuan dan hal-hal yang bersifat aktual kepada jamaah
f. Merupakan kesempurnaan salat jumat
karena salat jumat hanya dua rakaat
g. Mengingatkan kaum muslim agar lebih
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah
h. Mengingatkan kaum muslim agar lebih
meningkatkan amal shaleh dan lebih memperhatikan yang kurang mampu untuk
menegakkan keadilan dan kesejahteraan dalam masyarakat
i. Mengingatkan kaum muslim agar lebih
meningkatkan akhlakul karimah dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa
dan bernegara
j. Mengingatkan kaum muslim agar lebih
meningkatkan kemauan untuk menuntut ilmu pengetahuan dan wawasan keagamaan
k. Mengingatkan kaum muslim agar
meningkatklan ukhuwah islamiyah dan membantu sesama muslim
l. Mengingatkan kaum muslim agar rajin
dan giat bekerja untuk mengejar kemajuan dalam mencapai kehidupan dunia dan
akhirat yang sempurna
m. Mengingatkan kaum muslim mengenai
ajaran Islam, baik perintah maupun larangan yang terdapat didalamnya.
C. Perbedaan Berkhotbah dan
Berdakwah
Dari hal-hal yang telah dijabarkan
pada penjelasan teerdahulu, dapat kita analisa bahwa antara berdakwah dan
berkhotbah terlihat memiliki persamaan. Akan tetapi, tentu saja antara keduanya
dapat dibedakan karena memiliki tata cara yang berbeda. Perbedaan tersebut
dapat kita ihtisarkan sebagai berikut.
No
|
Dakwah
|
Khotbah
|
1
|
2
|
3
|
1
|
Dapat dilaksanakan kapan saja
|
Dilaksanakan
secara rutin sebagaimana hari jumat atau hari raya Idul Fitri dan Idul Adha
|
2
|
Tidak ada mimbar tempat khususpada
pelaksanaannya
|
Ada rukun dan syaratnya
|
1
|
2
|
3
|
3
|
Tidak ada mimbar tempat khususpada
pelaksanaannya
|
Ada mimbar khusu untuk menyampaikan khotbah
|
4
|
Waktu tidak dibatasi dan siapapun
boleh berdakwah
|
Waktunya terbatas dan membutuhkan
pengetahuan luas.
|
5
|
Dapat dilakukan dengan cara
kreatif dan inovatif seperti seminar, lokakarya, pelatihan atau sarasehan
|
Dilakukan secara khusus dan ada
tata tertibnya
|
Adapun
perbedaan antara pelaksanaan khotbah idul fitri dan idul adha dengan khotbah
jumat adalah bahwa khotbah pada Idain dilaksanakan pada hari raya idul
fitri dan idul adha, umumnya dilaksankan dilapangan luas dan diawali dengan
salat dua rakaat yaitu salat sunah idul fitri dan idul adha, sedangkan khotbah
jumat dilakukan sebelum pelaksanaan salat dimulai.
D. Cara Berlatih Menyusun Teks
Khotbah atau Dakwah
Menyusun
teks untuk berdakwah atau khotbah jumat memerlukan pembiasaan atau latihan agar
dapat berkembang menjadi semakin baik. Bahkan, latihan-latihan semacam ini
semakin diminati banyak orang dan telah banyak diberikan dalam suatu oelajaran
yang kini disebutt public-speaking. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan
ketika akan menyusun suatu teks atau naskah dakwah adalah sebagai berikut.
1. Membuat teks atau naskah setidaknya
memiliki unsur-unsur sebagai berikut
a. Memberikan salam bagi para jamaah
b. Mengucapkan hamdalah atau
puji-pujian kepada Allah
c. Awali
dengan menyampaikan ayat-ayat Al Qur’an serta membaca ta’awuz dan basmalah
d. Teks
atau naskah materi khotbah setidaknya memenuhi beberapa unsur yaitu: kalimat
pembuka, materi inti, kesimpulan dan penutup
1. Mengucapkan dua kalimat sahadat
2. Berwasiat (meningkatkan takwa)
Jawablah pertanyaan di bawah ini
dengan benar!
1.
Jelaskan maksud dakwah secara terminologi!
2.
Tulislah surah jumuah ayat 9 dan jelaskan maksudnya
3.
Tulislah perbedaan khotbah dengan ceramah!
4.
Sebutkan rukun khotbah jumat!
5.
Sebutkanlah syarat-syarat yang harus dimiliki seorang khotib!
6. Mengapa
khatib harus fasih dalam membaca Al Qur’an? Jelaskan!
7. Mengapa
khotbah harus pendek? Jelaskan alasanmu!
8. Wasiat
apa yang harus disampaikan khatib? Sebutkanlah
9. Mengapa
jamaah tidak boleh bicara ketika khotbah sedang berlangsung? Jelaskanlah!
10.
Tulislah sunah khotbah jumat!
BAB VI
Setiap
orang pasti akan mengalami kematian. Mengingat mati harus sering dilakukan agar
setiap diri manusia menyadari bahwa dirinya tidaklah hidup kekal selamanya
didunia sehingga senantiasa mempersiapkan diri dengan beramal shaleh dan segera
bertaubat dari kesalahan dan dosa yang telah diperbuat. Kita harus
mempersiapkan diri dengan bekal yang baik dan diridhai Allah agar dapat menuju
akhirat dengan khusnul khatimah atau akhir hayat yang sebaik-baiknya. Allah
berfirman.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ
النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا
مَتَاعُ الْغُرُورِ
Artinya :"Tiap-tiap yang
berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS Ali Imran : 185).
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya :“Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepadanya dan janganlah sekali-kali kamu mati, melainkan kamu dalam keadaan
muslim.” (QS Ali Imran : 102).,
A. Tata Cara Memandikan Jenazah
Ada beberapa hal yang harus
dipersiapkan sebelum memandikan jenazah, yaitu sebagai berikut.
1. Siapkan tempat yang layak. Ruang
tempat memandikan hendaknya terjaga dari penglihatan orang yang lalu lalang dan
merupakan tempat yang memberikan kehormatan bagi jenazah.
2. Siapkan peralatan atau
perlengkapannya antara tempat atau alas memandikan jenazah, wadah dan air
secukupnya, sabun atau pembersih, kapur barus, air mawar atau daun bidara agar
wangi dan tidak bau.
3. Orang yang berhak memandikan adalah
muhrim dari si mayit seperti orang tua, suami atau isteri, anak, kerabat dekat,
atau orang lain yang sejenis.
4. Dalam memandikan jenazah hendaknya
mendahulukan anggota-anggota wudhu dan anggota badan yang sebelah kanan pada
waktu mulai menyiramkan air. Memandikan jenazah disunahkan tiga kali atau
lebih. Ketentuan aurat tetap berlaku pada pemandian jenazah.
5. Syarat-syarat jenazah yang harus
dimandikan yaitu sebagai berikut.
a. Jenazah itu orang muslim atau
muslimat
b. Jenazah
itu bukan karena mati syahid (mati dalam peperangan membela agama). Hadis
rasulullah SAW menyatakan artinya sebagai berikut: “Dari Jabir, sesungguhnya
nabi Muhammad SAW telah memerintahkan terhadap orang-orang yang gugur dalam
perang uhud supaya dikuburkan dengan darah mereka, tidak dimandikan dan tidak
dishalatkan.” (HR Bukhari)
c. Badan
atau anggota badannya masih ada walaupun hanya sebagian yang tinggal(apabila
karena kecelakaan atau hilang)
1. Cara memandikan jenazah tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Jenazah
ditempatkan di tempat yang terlindung dari panas matahari, hujan atau pandangan
orang banyak. Jenazah ditempatkan pada tempat yang lebih tinggi seperti dipan
atau balai-balai
b.
Memulainya dengan membaca basmalah
c. Jenazah
diberi pakaian mandi (pakaian basahan) agar auratnyatetap tertutup seperti
sarung atau kain dan supaya mudah memandikannya
d.
Membersihkan kotoran dan najis yang melekat pada anggota badan jenazah dengan
sopan dan lemah lembut
e. Jenazah
diangkat (agak didudukkan), kemudian perutnya diurut supaya kotoran yang
mungkin masih ada di perutnya dapat keluar serta bersihkan mulut, hidung, dan
telinganya
f. Kotoran
yang ada pada kuku-kuku jari tangan dan kaki dibersihkan, termasuk kotoran yang
ada di mulut atau gigi
g.
Menyiramkan air ke seluruh badan sampai merata dari atas kepala hingga sampai
ke kaki. Setelah seluruh badan disiram air, kemudian dibersihkan dengan sabun
dan disiram kembali sampai bersih
Hadis nabi Muhammad SAW yang artinya
: “Dari Ummu Atiyah r.a. nabi SAW datang kepada kami sewaktu kami memandikan
putri beliau, kemudian beliau bersabda, mandikanlah ia tiga kali atau lima kali
atau lebih, kalau kamu pandang lebih baik dari itu, dengan air serta daun
bidara dan basuhlah yang terakhir dengan dicampur kapur barus.” (HR Bukhari
dan Muslim). Pada riwayat lain, mulailah dengan bagian badannya yang kanan
dan anggota wudhu dari jenazah tersebut).
h. Setelah
diwudukan dan terakhir disiram dengan air yang dicampur kapur barus, daun
bidara, wewangian yang lainnya agar berbau harum. Air untuk memandikan jenazah
hendaknya air biasa yang suci dan menyucikan kecuali dalam keadaan darurat.
i.
Dikeringkan dengan kain atau handuk
B. Tata Cara mengafani Jenazah
1. Siapkan
perlengkapan untuk mengafani yaitu sebagai berikut
1. Kain kafan 3 helai untuk laki-laki
dan sesuai dengan ukuran panjang badannya. Kain kafan 5 helai untuk perempuan
dan sesuai ukuran panjang badannya
2. Kapas secukupnya
3. Bubuk cendana
4. Minyak wangi
2. Cara
mengafani
1. Kain kafan untuk mengafani jenazah
paling sedikit satu lembar yang dapat dipergunakan untuk menutupi seluruh tubuh
jenazah, baik laki-laki ataupun wanita. Akan tetapi, jika mampu disunahkan bagi
jenazah laki-laki dikafani dengan tiga lapis atau helai kain tanpa baju dan
sorban. Masing-masing lapis menutupi seluruh tubh jenazah laki-laki. Sebagian
ulama berpendapat bahwa tiga lapis itu terdiri dari izar (kain untuk
alas mandi) dan dua lapis yang menutupi seluruh tubuhnya
2. Cara memakaikan kain kafan untuk
jenazah tersebut ialah kain kafan itu dihamparkan sehelai-sehelai dan
ditaburkan harum-haruman seperti kapur barus dan sebagainya diatas tiap-tiap
lapis itu. Jenazah kemudian diletakkan diatas hamparan kain tersebut. Kedua
tangannya diletakkan diatas dadanya dan tangan kanan berada diatas tangan kiri.
Hadis nabi Muhammad SAW yang artinya : “Dari Aisyah r.a bahwa
rasulullah SAW dikafani dengan tiga kain putih bersih yang terbuat dari kapas
dan tidak ada didalamnya baju maupun sorban.” (HR Bukhari dan Muslim)
3. Adapun untuk jenazah wanita disunahkan
untuk dikafani dengan lima lembar kain kafan, yakni kain basahan (kain alas),
baju, tutup kepala, cadar dan kain yang menutupi seluruh tubuhnya. Di antara
beberapa helai atau lapisan kain diberi harum-haruman. Cara memakaikannya yaitu
mula-mula dihamparkan kain untuk membungkus jenazah. Setelah itu, jenazah
diletakkan diatasnya setelah kain tersebut diberi harum-haruman. Kemudian,
jenazah dipakaikan kain basahan (kain alas), baju, tutup kepala, dan cadar yang
masing-masing diberi harum-haruman. Selanjutnya jenazah dibungkus seluruh
tubuhnya dengan kain pembungkus. Hadis nabi Muhammad SAW yang artinya : “Dari
Laila binti Qanif ia berkata saya adalah salah seorang yang ikut memandikan
ummu kulsum binti rasulullah SAW ketika meninggalnya. Yang mula-mula diberikan
oleh rasulullah kepada kami ialah kain basahan (alas), baju, tutup kepala,
cadar dan sesudah itu dimasukkan kedalam kain yang lain (yang menutupi seluruh
tubuhnya). Selanjutnya Laila berkata, sedang waktu itu rasulullah SAW ditengah
pintu membawa kafannya, dan memberikan kepada kami sehelai-sehelai.”(HR
Ahmad dan Abu Daud).
Catatan :
Jika seorang meninggal dunia dalam
keadaan sedang ihram, baik ihram haji atau ihram umrah tidak boleh ditaburi
atau diberi wangi-wangian dan tutup kepala
1. Lubang-lubang seperti lubang hidung
dan lubang telinga disumpal dengan kapas
2. Lapisi bagian-bagian tertentu dengan
kapas
C. Menyalatkan Jenazah
Salat jenazah ialah salat yang
dikerjakan sebanyak empat kali takbir dalam rangka mendoakan orang muslim yang
sudah meninggal. Jenazah yang disalatkan ini ialah yang telah dimandikan dan
dikafani. Hadis nabi Muhammad SAW
ﻗﺎﻞ ﺮﺳﻮﻞ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﻋﻠﻳﻪ ﻮﺳﻠﻢ ﺻﻠﻮﺍ ﻋﻠﻰ
ﻣﻮﺗﺎ ﻜﻢ
Artinya : “Rasulullah
SAW bersabda salatkanlah olehmu orang-orang yang meninggal!.” (HR Ibnu
Majjah)
Adapun mengenai tatacara menyalatkan jenazah adalah sebagai
berikut.
1. Posisi kepala jenazah berada di
sebelah kanan, imam menghadap ke arah kepala jenazah bila jenazah tersebut
laki-laki dan menghadap ke arah perut bagi jenazah perempuan. Makmum akan lebih
baik bila dapat diusahakan lebih dari satu saf. Saf bagi makmum perempuan
berada di belakang saf laki-laki.
2. Syarat orang yang dapat melaksanakan
salat jenazah adalah menutup aurat, suci dari hadas besar dan hadas kecil,
bersih badan pakaian dan tempat dari najis, serta mneghadap kiblat
3. Jenazah telah dimandikan dan
dikafani
4. Letak jenazah berada di depan orang
yang menyalatkan, kecuali pada salat gaib
5. Rukun salat jenazah adalah sebagai
berikut
a. Niat
b. Berdiri
bagi yang mampu
c. Takbir
empat kali
d. Membaca
surah Al Fatihah
e. Membaca
salawat nabi
f.
Mendoakan jenazah
g. Memberi
salam
Tata cara pelaksanaan salat jenazah
adalah sebagai berikut
1. Mula-mula seluruh jamaah berdiri
dengan berniat melakukan salat jenazah dengan empat takbir.
Niat tersebut sebagai berikut:
ﺍﺻﻠﻰﻋﻠﻰﻫﺫﺍ ﺍﻠﻣﻳﺖ﴿ﻫﺫﻩﺍﻠﻣﻳﺘﺔ﴾ﺍﺮﺑﻊ
ﺘﻜﺑﻳﺮﺖ ﻔﺮﺾ ﻛﻓﺎﻳﺔ ﻤﺄﻤﻮﻤﺎ ﷲ ﺘﻌﺎﻟﻰ
Artinya : Aku berniat salat atas
jenazah ini empat takbir fardu kifayah sebagai imam/makmum karena Allah SWT
1. Kemudian tahbiratul ihram yang
pertama dan setelah takbir pertama itu selanjutnya membaca surat Al Fatihah
2. Takbir yang kedua dan setelah takbir
yang kedua membaca salawat atas nabi Muhammad SAW
3. Takbir yang ketiga dan setelah
takbir yang ketiga membaca doa jenazah. Bacaan doa bagi jenazah adalah sebagai
berikut
ﺍﻟﻟﻫﻡ ﺍﻏﻓﺮﻟﻪ ﻮ ﺍﺮﺤﻣﻪ ﻮ ﻋﺎﻓﻪ ﻮﺍﻋﻒ ﻋﻧﻪ
ﻮﺍﻜﺮﻡ ﻨﺰﻮﻟﻪ ﻭ ﻭﺴﻊ ﻤﺪﺨﻠﻪ ﻮﺍﻏﺴﻠﻪ ﺒﺎﻟﻤﺂﺀ ﻮ ﺍﻠﺜﻠﺞ ﻮ ﺍﻠﺑﺮﺍﺩ ﻮ ﻨﻘﻪ ﻤﻥ ﺍﻠﺠﻄﺎﻴﺎ ﻜﻤﺎ
ﻴﻧﻘﻰ ﺍﻠﺛﻮﺏ ﺍﻻﺒﻴﺽ ﻤﻥ ﺍﻠﺪﻨﺱ ﻮ ﺍﺒﺩﻠﻪ ﺩﺍﺮﺍ ﺨﻴﺮﺍ ﻤﻥ ﺩﺍﺮﻩ ﻮ ﺍﻫﻼ ﺨﻴﺮﺍ ﻤﻥ ﺍﻫﻠﻪ ﻮﺍﻗﻪ
ﻓﺘﻨﺔ ﺍﻠﻗﺒﺭ ﻮ ﻋﺫﺍﺐ ﺍﻠﻨﺎﺮ
Artinya : “YA
Allah, ampunilah ia, kasihanilah ia, sejahterakanlah ia, maafkanlah
kesalahannya, hormatilah kedalam tangannya, luaskan lah tempat tinggalnya,
bersihkanlah ia dengan air es dan embum, bersihkanlah ia dari dosasebagai mana
kain putih yang dibersihkan dari kotoran, gantilah rumahnya dengan rumahnya
yang dulu, dan gantilah keluarganya dengan yang lebih baik daripada keluarganya
yang dahulu, dan perihalalah dia dari huru-hara kubur dan siksa api neraka.”
Catatan :
Do’a yang dibaca setelah takbir
ketiga dan keempat disesuaikna dengan jenis jenazahnya yaitu :
1.
1. apabila jenazahnya wanita, maka
damir (ﻩ)
hu diganti dengan kata ha(ﻫﺎ)
2. apabila jenazahnya dua orang, maka
setiap damir kata hu(ﻩ) diganti dengan huma (ﻫﻣﺎ )
3. apabilla jenazahnya banyak, maka
setiap damir kata hu diganti dengan(ﻫﻢ)
atau (ﻫﻦ)
1. Takbir yang keempat, setelah takbir
keempat membaca doa sebagai berikut
ﺍﻟﻟﻫﻡ ﻻ ﺘﺤﺮﻣﻨﺎ ﺃﺟﺮﻩ ﻮ ﻻ ﺘﻔﺘﻨﺎ ﺒﻌﺪﻩ ﻮ
ﺍﻏﻔ ﺮﻠﻨﺎ ﻮ ﻟﻪ
Artinya : Ya
Allah, janganlah engkau rugikan kami dari mendapatkan pahalanya dan janganlah
engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia (HR Hakim)
Membaca salam kekanan dan kekiri
Artinya : Dari Malik bin Hurairah
ia berkata,rasulullah SAW bersabda, Tidak seorang mukmin pun yang meninggal
kemudian disalatkan oleh umat Islam yang mencapai jumlah tiga saf, kecuali akan
diampuni dosanya.” (HR Lima ahli hadis kecuali Nasai)
1. Memperbanyak saf, jika jumnlah
jemaah yang menyalatkan jenazah itu sedikit, lebih baik mereka dibagi tiga saf.
Apabila jemaah salat jenazah itu terdiri dari empat orang, lebih baik dijadikan
dua saf, masing-masing saf dua orang dan makruh juika dijadikan tiga saf karena
ada saf yang hanya terdiri dari satu orang
D. Menguburkan Jenazah
Setelah selesai menyalatkan, hal
terakhir yang harus dilakukan adalah menguburkan atau memakamkan jenazah. Tata
cara pemakaman atau penguburan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tanah yang telah ditentukan sebagai
kuburan digali dan dibuatkan liang lahat sepanjang badan jenazah. Dalamnya
tanah dibuat kira-kira setinggi orang ditambah setengah lengan dan lebarnya
kira kira satu meter, didasar lubangya dibuat miring lebih dalam kearah kiblat.
Maksudnya adalah agar jasad tersebut tidak mudah dibongkar binatang
2. Setelah sampai di tempat pemakaman,
jenazah dimasukkan kedalam liang lahat dengan posisi miring dan menghadap
kiblat. Pada saat meletakkan jenazah, hendaknya dibacakan lafaz-lafaz sebagai
berikut
ﺒﺳﻢﺍﷲﻮﻋﻠﻰﻤﻠﺔﺮﺳﻮﻞﺍﷲﺮﻮﺍﻩﺘﺮﻤﺫﻮﺍﺒﻮﺪﺍﻮﺪ
Artinya : “Dengan nama Allah dan
atas agama rasulullah.” (HR Turmuzi dan abu daud
1. Tali-tali pengikat kain kafan
dilepas, pipi kanan dan ujung kakiditempelkan pada tanah. Setelah itu jenazah
ditutup dengan papan kayu atau bambu. Diatasnya ditimbun dengan tanah sampai
galian liang kubur itu rata. Tinggikan kubur itu dari tanah biasa sekitar satu
jengkal dan diatas kepala diberi tanda batu nisan
2. Setelah selesai menguburkan,
dianjurkan berdoa, mendoakan dan memohonkan ampunan untuk jenazah. Hadis nabi
Muhammad SAW berbunyi yang artinya : “Dari Usman menceritakan bahwa nabi
Muhammad SAW apabila telah selesai menguburkan jenazah, beliau berdiri
diatasnya dan bersabda mohonkanlah ampun untuk saudaramu dan mintakanlah
untuknya supaya diberi ketabahan karena sesungguhnya sekarang ia sedang
ditanya.” (HR Abu Daud dan Hakim)
Tata krama yang sebaiknya dilakukan
ketika akan menguburkan jenazah antara lain mengiringi jenazah dengan diam
sambil berdoa, tidak turut mengiringi, kecuali juka memungkinkan bagi
perempuan, membaca salam ketika masuk pemakaman. Tidak duduk hingga jenazah
diletakkan, membuat lubang kubur yang baik dan dalam, orang yang turun ke dalam
kubur bukan orang yang berhadas besar, tidak mengubur pada waktu yang terlarang,
tidak meninggikan tanah kuburan terlalu tinggi, tidak duduk diatas kuburan, dan
tidak berjalan jalan diantara kuburan
E. Turut Bela Sungkawa (Takziah)
Sebagai kerabat, teman dekat,
keluarga, apalagi sebagai sesama muslim, hendaknya kita membiasakan bertakziah
kepada keluarga yang sedang berduka cita. Takziah menurut bahasa artinya
menghibur. Takziah menurut istilah ialah mengunjungi keluarga yang meninggal
dunia dengan maksud agar keluarga yang mendapat musibah dapat terhibur, diberi
keteguhan iman, Islam, dan sabar menghadapi musibah serta berdoa untuk orang
yang meninggal dunia supaya diampuni segala dosa-dosa semasa hidupnya.
Bertakziah hukumnya hukumnya sunah dan merupakan salahsatu hak muslim satu
dengan yang lain.
Hal-hal yang perlu dilakukan ketika seseorang bertakziah
antara lain
1. Memberi bantuan kepada keluarga yang
terkena musibah, baik bantuan moral maupun materiil untuk mengurangi beban
kesulitan dan kesedihannya.
2. Jika orang yang mendapat musibah
termasuk orang yang dekat dengan kita, hendaknya kita menghibur mereka agar
tidak berlarut-larut dalam duka dan menganjurka kesabaran karena semua manusia
pasti akan mengalaminya.
3. Mengikuti salat jenazah dan
mendoakannya agar mendapat ampunan dari Allah SWT dari segala dosanya
4. Ikut mengantarkan jenazah ke tempat
pemakaman untuk menyaksikan penguburannya
5. Tidak bicara keras, bercanda,
tertawa terbahak-bahak, atau sikap-sikap lain yang tidak terpuji.
Bersabda Rasulullah SAW yang artinya
: “Dari Abdullah bin Ja’far r.a ia berkata, ketika datang berita atau kabar
meninggalnya ja’far karena terbunuh nabi SAW telah bersabda, buatkanlah makam
untuk keluarga ja’far karena sesungguhnya mereka sedang mengalami kesusahan
(kekalutan).” (HR Lima ahli hadis kecuali Nasai)
F. Ziarah Kubur
Ziarah ku bur bertujuan mengingat
kematian serta hari akhirat tempat menusia akan mendapat balasan yang sesuai
amal perbuatannya di dunia. Ziarah kubur sangat dianjurkan. Akan tetapi,
apabila ziarah kubur ditujukan untuk mendapat berkah, minta doa restu, atau
wangsit maka hal tersebut tidak dibolehkan (diharamkan)
Ziarah kubur juga memiliki tata
krama sebagaimana petunjuk yang diajarkan rasulullah yakni sebagai berikut.
1. Pada
waktu masuk pintu gerbang pemakaman, hendaknya mengucapkan salam karena kuburan
sebagai tempat pemakaman jenazah manusia harus tetap dihormati dan dimuliakan
secara wajar. Hal tersebut memiliki arti bahwa kuburan merupakan tempat kita
mengingat akhirat dan tidak boleh disia-siakan, tetapi juga tidak boleh
dipuja-puja. Bacaan salam tersebut adalah sebagai berikut
Rasul Bersabda,yang artinya : “Selamat
sejahtera pada mukminin dan muslimin yang ada disini. Kami insya Allah akan
menyusul kamu. Kami mohon kepada Allah semoga kami dan kamu mendapat
keselamatan.” (HR Muslim dan Ahmad)
2. Tidak
boleh bernazar dengan niat tertentu yang berkaitan dengan takziah karena nazar
hanya ditujukan kepada Allah
3. Tidak
boleh mencium atau menyapu dengan tangan untuk minta berkah karena hal itu
menjurus ke arah kemusyrikan
4.
Membangun taman-taman atau bangunan di sekitar kuburan hukumnya makruh, baik
didalam maupun diluar kuburan
5.
Hendaknya menyampaikan doa-doa kepada Allah yang berisi mohonkan ampunan,
rahmat dan keselamatannya
6. Tidak
boleh menduduki kuburan
Jawablah pertanyaan
di bawah ini dengan benar!
1. Apakah yang dimaksud dengan fardu
kifayah?
2. Sebutkanlah kewajiban seorang
muslim terhadap muslim yang meniggal!
3. Sebutkanlah tiga syarat jenazah
yang harus dimandikan!
4. Sebutkanlah orang-orang yang
berhak memandikan jenazah!
5. Jelaskan kain kafan sebaiknya
berwarna putih!
6. Sebutkanlah tiga syarat salat
janazah!
7. Tulislah bacaan salat jenazah
sesudah takbir ke-2!
8. Tulislah bacaan salat jenazah
sesudah takbir ke-3!
9. Mengapa
sebaiknya yang menyalatkan jenazah adalah anak yang meninggal tersebut?
Jelaskan!
10. Apakah yang akan kamu lakukan
ketika ada orang yang meninggal dunia?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar