DINAMIKA PENDIDIKAN ISLAM PADA ZAMAN KLASIK
DAN ZAMAN MODERN
Oleh : Akh. Subrawi
A. Latar
Belakang
Pendidikan
Islam sesungguhnya telah tumbuh dan berkembang sejalan dengan adanya dakwah Islam
yang telah dilakukan Nabi Muhammad SAW. Berkaitan dengan itu
pula pendidikan Islam memiliki corak dan karakteristik yang berbeda sejalan
dengan upaya pembaharuan yang dilakukan secara terus–meneruskan pasca generasi Nabi.
Pembaharuan-pembaharuan dalam Islam telah mengalami
kemajuan yang sangat pesat pada zaman dinasti Umayyah dan Abbasiyah.Namun
sayang kemajuan tersebut tidak dapat dipegang erat oleh umat Islam saat ini,
hingga pada akhinya kemajuan dari dunia baratlah yang kini menjadi kiblat ilmu
pengetahuan padahal mereka bersumber dari khazanah ilmu pengetahuan dan metode
berfikir Islam yang
rasional pada massa klasik.
Pendidian Islam yaitu proses pewarisan dan pengembangan budaya
manusia yang bersumber dan berpedomankan ajaran Islam sebagaimana termaktub
dalam Al Quran dan terjabar dalam sunnah Rosul. [1].
Oleh karena itu,
Sejarah Pendidikan Islam di mulai sejak sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia, yakni sejak Nabi Adam
pun Pendidikan Islam telah ada, akan tetapi banyak para sejarawan seperti Harun Nasution berpendapat
bahwa pendidikan Islam di mulai sejak
diutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia dengan membawa ajaran Islam .[2].
Sejarah dinamika pendidikan Islam pada
hakikatnya tidak terlepas dari sejarah Islam, oleh karena itu periodesasi
sejarah pendidikan Islam terdapat dalam periode-periode sejarah Islam
itu senderi. secara garis besar Harun Nasution membagi sejarah Islam kedalam tiga priode, Yaitu : Pertama,
periode klasik antara tahun 650-1250 M. kedua, periode pertengahan antara tahun
650-1800 M. Ketiga periode modern dimulai sejak tahun 1800 M. pendidikan Islam mempunyai sejarah yang panjang dimulai sejak
klasik.
[3].
Priode tahun 1801 sampai dengan sekarang ini merupakan zaman
kebangkitan Islam, yang dikenal dalam sejarah dengan masa modern, dimana membuka mata dunia Islam,
akan kemunduran umat Islam di
samping kemajuan barat, raja dan pemuka-pemuka Islam mulai berfikir untuk
mengembalikan balance of power yang telah pincang dan membahayakan Islam . [4]
Dalam makalah
singkat ini, kami akan
menyusuri bagaimana dinamika pendidikan
Islam pada masa klasik dan
pendidikan Islam masa sekarang dalam mengembangkan pendidikan Islam sesuai
dengan tujuan ajaran Islam
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah Dinamika pendidikan Islam pada
masa Klasik ?
2. Bagaimanakah Dinamika pendidikan Islam pada
masa sekarang ?
3. Apakah plus minus Dinamika pendidikan
Islam pada masa klasih dan masa sekarang ?
C. Tujuan
Pembahasan
1. Mendiskripsikan Dinamika pendidikan Islam
pada masa Klasik
2. Mendiskripsikan Dinamika pendidikan Islam
pada masa sekarang
3. Mengetahui plus minus Dinamika pendidikan
Islam pada masa klasih dan masa sekarang
D.
Dimanika
Pendidikan Islam Pada Masa Klasik
Klasik artinya kuno yang mempunyai nilai atau mutu
yang diakui dan menjadi tolok ukur kesempurnaan yang abadi; tertinggi; karya
sastra yang bernilai tinggi serta langgeng dan sering dijadikan tolok ukur atau
karya susastra zaman kuno yang bernilai kekal; termasyhur karena bersejarah.
Pendidikan Islam pada masa Nabi Muhammad SAW. ((571-632
M) merupakan prototipe yang terus
menerus dikembangkan umat Islam untuk kepentingan pendidikan pada zamannya. Nabi
Muhammad. SAW. melakukan pendidikan Islam
setelah mendapat perintah dari Allah sebagaimana termaktub dalam surat
Al-Mudasir ayat 1-7, menyeru yang berarti mengajak, dan mengajak yang berarti
mendidik. Pada masa awal pendidikan Islam
tentu saja pendidikan formal
yang sistematis belum terselenggara dan pendidikan formal baru muncul pada masa
belakangan yakni dengan kebangkitan madrasah. Permulaan pendidikan Islam bisa ditemukan
di Mekah pada zaman Rasulullah. Nabi Muhammad
menyiarkan konsep perubahan radikal, hubungan dan sikap masyarakat Arab yang
menjadi mapan sampai saat ini. Perubahan itu sejalan dengan ajaran Islam yang
memerlukan kreatifitas baru secara kelembagaan untuk meneruskan kelangsungan
dan perkembangan agama Islam .
Pendidikan
Islam yang pertama-tama dilakukan oleh Nabi
Muhammad saw., adalah
menanamkan dasar-dasar kepercayaan Islam
, tauhid,
atau meluruskan akidah. Yakni dari paganisme (penyembahan terhadap berhala yang
merupakan tradisi ritual masyarakat di saat itu) menuju akidah monoteisme
(penyembahan terhadap Allah, Tuhan Yang Mahaesa), serta mengajarkan al-Qur'an.
Abdurrahman Mas'ud lebih menyebut pendidikan, yang di kenal dalam sejarah sebagai periode Mekkah ini, sebagai pendidikan yang
fleksibel. Artinya segala usaha dalam rangka mengembangkan mental, intelektual
ataupun moral, yang bertujuan untuk meraih perbaikan atau peningkatan relegius.
[5]
Intinya pendidikan dan pengajaran yang
diberikan Nabi selama di Makkah ialah pendidikan keagamaan
dan akhlak serta menganjurkan kepda manusia, supaya mempergunakan akal
pikirannya memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam
semesta seagai anjuran pendidikan ‘akliyah dan ilmiyah. Pembinaan pendidikan Islam pada masa Makkah meliputi:
1. Pendidikan Keagamaan yaitu hendaklah
membaca dengan nama Allah semata jangan dipersekutukan dengan nama berhala
2. Pendidikan Akliyah dan Ilmiah yaitu
mempelajari kejadian manusiadari segumpal darah dan kejadian alam semesta.
3. Pendidikan Akhlak dan Budi pekerti yaitu Nabi Muhammad
SAW mengajarkan kepada sahabatnya agar berakhlak baik sesuai dengan ajaran
tauhid.
4. Pendidikan Jasmani atau Kesehatan Yaitu mementingkan
kebersihan pakaian, badan dan tempat kediaman
Sementara Cara Nabi melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan
agaam Islam di Madinah adalah
1. Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu
kesatuan sosial dan politik.
2. Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan.
Materi pendidikan sosial dan
kewarnegaraan Islam pada masa itu adalah pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam konstitusi Madinah, yang dalam prakteknya diperinci lebih
lanjut dan di sempurnakan dengan ayat-ayat yang turun Selama periode Madinah.
3. Pendidikan anak dalam Islam
Garis-garis
besar materi pendidikan anak dalam Islam yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang diisyaratkan
oleh Allah SWT dalam surat Luqman ayat 13-19
4. Kurikulum Pendidikan Islam Pada
Masa Rasulullah SAW
Kurikulum pendidikan pada zaman Rasulullah terasa sulit,
sebab Rasul mengajar pada sekolah kehidupan yang luas tanpa di batasi dinding
kelas. Rasulullah memanfaatkan berbagai kesempatan yang mengandung nilai-nilai
pendidikan dan rasulullah menyampaikan ajarannya dimana saja seperti di rumah,
di masjid, di jalan, dan di tempat-tempat lainnya.
Setelah
Rosulullah wafat pemerintahan Islam di pegang secara bergantian oleh para Khulafaur Rosyidin ( 632-661 M) yaitu Abu Bakar, Umar Bin
khatab, Utsman bin Affan, Ali Bin Abi Tholib, Pada masa Abu Bakar, Padaal
pemerintahan di guncang oleh para pemberontak dari orang murtad, Orang-orang
yang mengaku Nabi . Dan orang-orang yang
tidak mau membayar zakat, oleh sebab itu Abu Bakar memusatkan perhatian untuk
memerangi pemberontakan-pemberontakan tersebut yang mana dapat mempengaruhi
orang-orang Islam yang masih lemah imannya untuk menyimpang dari
Islam .
Pada masa
kholifah Umar Bin Khattab, situasi politik dalam keadaan
stabil dan untuk pendidikan, Umar mengangkat guru-guru untuk bertugas memajukan
isi Al-Qur’an dan ajaran Islam kepada penduduk yang baru masuk Islam, Umar
juga memerintahkan panglima untuk membangun masjid –masjid sebagai tempat
ibadah sekaligus sebagai tempat belajar.
Pada masa ini
sudah terdapat pengajaran bahasa arab dengan itu orang-orang yang baru masuk Islam
dari daerah atau wilayah yang lainya harus
belajar Bahasa Arab, Jika mereka ingin belajar dan mendalami pelajaran Islam .
Pada masa
kholifah Utsman Bin Affan kedudukan peradaban Islam dan
pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya.
para shabat di perbolehkan meninggalkan madinah untuk mengajarkan ilmu-ilmu
yang di miliki. Proses
pendidikan Islam pada masa ini sebagian besar memang di warnai
oleh pengajaran/pembudayan dan sunnah ke dalam lingkungan budaya bangsa –bangsa
secara luas pula. Begitu pula dalam pendidikan Islam tidak
jauh berbeda di masa Nabi Muhammad yang menekankan pada pengajaran baca
tulis dan ajaran-ajaran Islam oleh perhatian ummat Islam terhadap perluasan wilayah Islam dan
terjadi pergelokan politik, khususnya di masa Ali bin abi Tholib.
Dengan
berakhirnya masa Khulafaur Rasyidin maka mulailah kekuasaan Bani Umayyah. (661-750 M) Selama pemerintahan Muawiyyah,
daerah kekuasaan Islam meluas sampai Lahore di Pakistan. Perharian
khalifah diarahkan ke Byzantine di wilayah utara dan barat.
Bentuk dan Usaha Pendidikan Islam Pada
Masa Dinasti Umaiyah antara lain :
a
Semenjak
berpindahnya pusat kerajaan Islam ke Damaskus, penerjemahan berbagai buku Yunani
ke dalam bahasa Arab mulai digalakkan, meskipun dengan demikian justru
melahirkan berbagai masalah baru dalam dunia Islam
b
Pada
zaman ini, diaturkan berbagai kursus (halaqah) di dalam mesjid.
c
Berkembangnya
berbagai mazhab dan aliran dalam Islam pada zaman ini, menambah minat bagi para ulama
untuk membahas dan memperdalam berbagai masalah agama Islam .
d
Mengirim
para ulama bersama angkatan perang untuk menegakkan prinsip-prinsip Islam dan
menyiarkan dakwah Islam .
e
Mementingkan
penulisan sebagai alat perhubungan yang dahulunya tidak begitu dipentingkan.
f
Membuka
lebar-lebar pintu untuk mempelajari bahasa-bahasa asing. Hal ini didorong oleh
keperluan terhadap bertambah luasnya kawasan Islam .
Adapun
Kurikulum pendidikan pada Bani
Umayyah meliputi :
1)
Ilmu
agama yakni Al-Qur’an,Hadis dan Fikih.
2)
Ilmu
sejarah dan geografi yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup,
kisah dan riwayat.
3)
Ilmu
Pengetahuan bidang bahasa,yaitu segala Ilmu yang mempelajari
bahasa,nahwu,saraf,dan lain-lain.
4)
Filsafat
yaitu segala ilmu pada umumnya berasal dari bangsa asing, seperti ilmu
mantik,kimia,astronomi,ilmu hitung dan ilmu yang behubungan dengan hal
tersebut, dan ilmu Kedokteran.
Periode berikutnya adalah masa Bani Abbasiyah dimana
kemajuan pendidikan dan peradaban Abasiyah mencapai kejayaan terutama pada masa
khalifah al-Mahdi (775-785 M) dan puncak kejayaan terutama pada masa khalifah
al-Mahdi dan puncak popularitasnya baru setelah pemerintahan Harun al-Rasyid (785-809
M) dan di teruskan putranya Al-Makmun(813-833 M)
Dimasa ini pulalah untuk pertama kalinya dalam
sejarah terjadi kontak antara Islam dengan kebudayaan barat/ yunani klasik yang
terdapat di mesir, Syiria, Mesopotamia dan Persia. Sebagaimana yang di jelaskan
dalam ayat-ayat al-qur’an yang dimana menganjurkan umat Islam supaya
menghargai kekuatan akal yang dianugrahkan Allah pada manusia. Dan dari Nabi Muhammad SAW supaya umat Islam senantiasa mencari ilmu pengetahuan, Maka
kontak dengan kebudayaan barat itu membawa asa yang gilang-gemilang bagi Islam .
Kholifah
Al-Ma’mun adalah Kholifah yang banyak jasanya dalam penerjemahan. Ilmuan muslim
ini membaca karya Yunani sebagai motivasi untuk menggunakan logika dalam
membahas ajaran Islam dan mengembangkan serta menemukan berbagai
macam ilmu pengetahuan yang baru. Untuk dialektika (cara berfikir yang sesuai
dengan kenyataan) dari Socrates, idealism ploto dan logika Aristoteles tersebut
termasuk berpengaruh terhadap beberapa aliran dalam Islam seperti Qodariyah, As-Syi’ah, Mu’tazillah.
Sehingga
melahirkan tokoh-tokoh ulama seperti Al-Kindy, Al-Rozy, Al-Faraby, Ibnu Sina, AL-Ghozali, Ibnu Khaldun, Ibnu Thufair,
Dll. Melalui beliau-beliaulah Pengetahuan
Islam telah melakukan investigasi dalam ilmu
kedokteran, teknologi, matematika, geografi dan bahkan sejarah
Bentuk dan
Usaha Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyah adalah ;
1) Pada masa Dinasti Abbasiyah, tidak
dijumpai seorang ahli pun kecuali dari orang-orang muslim.
2) Pada masa Dinasti abbasiyah ini
pula, pertam kali didirikan institusi pendidikan baru,yaitu sekolah (Madrasah).
3) Hospital dan pabrik peluru yang
pertama kali dikenal dalam sejarah dunia didirikan pada zaman ini.
4) Pada masa ini pulalah lahir
ulama-ulama besar dalam berbagai disiplin ilmu.
5) Pada zaman khalifah al-Makmun,
berdiri dar al-Hikmah, yang walaupun semula merupakan pusat
kegiatan pustaka dan penterjemahan namun dalam perkembangannnya berubah menjadi
peguruan tinggi
6) Zaman pemerintahan al-Makmun
menyaksikn sumber perkembangan ilmiah dan penterjemahan buku-buku lama dari
berbagai bahasa ke bahasa Arab. Di antaranya adalah kitab-kitab Plato dan
Aristoteles.
7) Aktivits pengIslam an filsafat Yunani ini mungkin bertujuan
baik, tetapi dampaknya negatifnya juga tidak sedikit, sehingga tidak
mengherankan apabila dengan itu kemudian, lahir dan berkembang pula pemikiran
dari sementara ulama yang berusah membela kelebihan dan keutamaan Islam dibanding karya-karya Yunani. [7]
Pada tahun.
(1250-1800M), dalam sejarah peradaban Islam di
kenal dengan masa pertengahan yang
terbagi menjadi dua fase,pertama ,fase kemunduran (1250-1500M) zaman ini
desentralisasikan dan disintegrasi semakin meningkat.Banyak wilayah yang
memisahkan diri dari kekuasaan pusat. Kedua
3 kerajaan besar(1500-1800M). di mulai zaman kemajuan (1500-1700M) dengan
tiga Negara ,yaitu kerajaan Usmani di Turki
kerajaan Syafawi di Persia, dan
kerajaan Mughaldi India yang sukses di bidang literature dan arsitektur.
Selanjutnya periode modern (1800 M - sekarang ). Periode
ini di sebut juga periode pembaharuan karena merupakan zaman kebangkitan
dan kesadaran umat Islam terhadap
kelemahan dirinya dan adanya untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang
,terutama dalam bidang pengetahuan dan teknologi
E. Dimanika
Pendidikan Islam Klasik dan Modern (1801 – sekarang)
Pertumbuhan dan perkembangan dunia
pendidikan dari masa ke masa sejak masa Rosulullah, pada masa dan pasca khulafaurrasyidin tentunya mengalami
berbagai macam dinamika perubahan yang sangat pesat. Sejak awal mula pembahasan
dalam makalah ini telah di kemukakan sistem pendidikan di zaman daulah Bani
umayyah. Secara eksplisit Korelasi konsep pendidikan Bani Umayyah
tentunya tidak dijelaskan dalam makalah ini namun dapat dilihat dan diketahui
bahwa ada relevansinhya pendidikan di zaman Bani Umayyah dengan konteks
sekarang ini.
Pendidikan
di zaman Bani Umayyah sebagaimana disebutkan diatas dalam kebijakannya jelas
mempunyai visi, misi dan tujuan pendidikan, walaupun tidak dipaparkan lebih
formal seperti sekarang ini, namun dalam konteks kebijakan pendidikan Bani
Umayyah memilki visi maupun misi serta tujuan yang salah satunya yakni
menyelenggarakan pendidikan agama maupun umum secara seimbang. Pendidikan agama
yakni dengan penyelenggaraan pendidikan agama dikhuttab,mesjid,istana dll,
kemudian pendidikan umum yakni dengan memerintahkan penterjamahan ilmu-ilmu
diluar Islam kedalam bahasa arab hingga dapat dipelajari
oleh umat dizaman itu.
Korelasi
dengan zaman sekarang ini yakni Pendidikan juga di arahkan dalam penguasaan dua
hal yakni pendidikan yang bersifat agama dan umum. Peserta didik sekarang tidak
hanya diarahkan untuk menguasai pendidikan agama akan tetapi diarahkan juga
dengan pendidikan umum lebih khusus dalam penguasaan ilmu tekhnologi yang
berkembang saat ini. Sehingga saat ini dapat kita lihat berbagai macam
terobosan pendidikan Islam dengan berdirinya pendidikan Islam yang
modern,atau pesantren modern yang tidak hanya menguasai pengetahuan agama akan
tetapi menguasai pendidikan umum
Dalam pengembangan sistem
pengajaran di zaman Bani Umayyah tentunya memiliki juga perencaan pengajaran
yang dikembangkan, diantara pengembangan kurikulum pengembangan yang diterapkan
di zaman Bani Umayyah yakni Ilmu Hadits,Ilmu sejarah dan geografi, Ilmu
Pengetahuan bahasa dan kedokteran, dan juga materi-materi agama,hafalan
Qur;an,dan baca tulis Qur’an di khuttab.
Pendididikan sekarang ini tentunya
sangat jelas juga dalam pengembangan kurikulumnya, singkonisasinya adalah
pendidikan zaman Bani Umayyah dan saat ini sudah sama-sama memakai kurikulum
dalam pengembangan pendidikan perbedaannya hanya pada tingkatan formal seperti
saat ini. Pendidikan di zaman sekarang sudah banyak memakai variasi kurikulum,
Misalnya di Indonesia kurikulum KBK,KTSP, Kurikulum 2013 dan sistem pendidikan
berbasis karakter dengan fokus pada akhlak peserta didik, bahkan saai ini di
Indonesia masih sedang digodok tentang kurikulum 2013 yang di sempurnakan.
Berkaitan dengan hal ini untuk
menjawab tantangan jaman yang semakin komplek dengan berbagai macam kemajuan
dan perkembangannya, maka salah satu kunci juga dalam pengembangan
pendidikan, saat ini para pendidik
benar-benar di perhatikan dan secara real bagaimana pemerintah saat ini
menerapkan berbagai macam upaya program dalam rangka perhatian dalam pendidikan
itu sendiri. Salah satu program yakni dengan menerapkan proses
sertifikasi guru atau pendidikan latihan profesi guru (PLPG) hal ini dilakukan
agar seorang guru mengajar sesuai dengan profesi mata pelajaran yang ia kuasai.
Namun apapun yang terjadi, cara pandang yang terlalu
merendahkan martabat pendidikan Islam jelas kontra produktif, apalagi hal yang
menjadi tolak ukur adalah kemajuan di Barat. Ketertinggalan dalam pendidikan Islam haruslah dilihat sebagai tantangan. Orientasi
ini menjadi demikian penting agar terhindar dari munculnya problem baru yang
lebih serius. Artinya, apabila melihat ketertinggalan pendidikan Islam ini
dengan rasa rendah diri, maka dengan sendirinya telah mengawali problem baru.
Ada beberapa hal yang dianggap sebagai tantangan
dalam pendidikan Islam , diantaranya:
Pertama adalah pengembangan potensi manusia. Mengembangkan potensi manusia
dalam pandangan pendidikan Islam merupakan tantangan yang bersifat holistik,
berkesinambungan dan tanpa akhir. Kedua, membahas tentang kegagalan dari para
pemikiran Barat dalam membangun konsep tentang sifat asal manusia yang tidak
dipandu oleh wahyu. [8]
Ketiga, membahas tentang tantangan
budaya fatalistik dari kaum muslimin sendiri. Keempat, membahas tentang
munculnya ancaman di era abad 21, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor perubahan
social. [9]
Semua hal tersebut merupakan
permasalahan-permasalahan yang sangat penting untuk segera dicarikan solusinya.
Namun, problem yang lebih mendasar untuk dipecahkan adalah dua persoalan terakhir,
karena kedua persoalan itu dapat menjadi acuan dalam penyelenggaraan pendidikan
Islam pada masa kini maupun masa datang. Apabila
kedua problem tersebut kurang mendapat tanggapan dimungkinkan masa depan
pendidikan Islam hanya tinggal nama, karena telah ditinggalkan
oleh masyarakat yang aktif mengikuti perubahan.
F.
Dinamika
Pendidikan Islam Masa Kini dan Masa Datang
Meyakini pendidikan sebagai upaya yang
paling mendasar dan strategis sebagai wahana penyiapan sumberdaya manusia dalam
pembangunan (dalam arti luas) tentunya umat Islam yang merupakan mayoritas
penduduk Indonesia terutama kaum cendikiawan harus terpanggil untuk menjadi
pelopor. Paling tidak ada tiga hal yang menjadi dasar pembenaran, yaitu:
1. Dari
segi ajaran agama,
Islam
telah menempatkan penguasaan ilmu pengetahuan sebagai instrumen untuk meraih
keunggulan hidup. Pandangan semacam ini amat ditaati oleh manusia modern dewasa ini,
terutama mereka yang bukan Islam.
Yaitu untuk meraih keunggulan kehidupan duniawi. Sedangkan Islam lebih
dari itu, yaitu bahwa penguasaan ilmu
pengetahuan itu sebagai mediator untuk menuju keunggulan dua kehidupan sekaligus,
yaitu kehidupan duniawi dan kehidupan
ukhrawi.
2. Dalam
perkembangan sejarahnya,
Islam
telah cukup memberikan acuan dan
dorongan bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Bahkan, adanya mata rantai yang
erat antara kemajuan ilmu pengetahuan yang dicapai oleh dunia Barat dewasa ini dengan
kemajuan di bidang-bidang ilmu pengetahuan yang sebelumnya pernah dicapai oleh dunia Islam. Karena memang
diyakini oleh dunia bahwa Islamlah yang mula-mula menyebarkan pemikiran Yunani
klasik yang menjadi dasar perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Barat
dewasa ini.Adapun faktor penyebab adopsi sains dunia Islam oleh dunia Barat
adalah karena mereka melakukan gerakan penerjemahan para sarjana Islam terhadap
karya Yunani klasik. Dan yang kalah pentingnya, yaitu terjadinya pemurtadan
terhadap filosof Islam lantaran menggandrungi
pemikiran Yunani klasik tersebut
3. Umat
Islam Indonesia cukup kaya dengan lembaga-lembaga pendidikannya.
Lembaga
yang dimiliki ini adalah termasuk “Bank” sumber
daya manusia yang tak ternilai
harganya. Memang masalahnya kepada umat
Islam itu sendiri, yaitu seberapa jauh mereka mampu mengangkat ajaran Islam dan
sekaligus menjadikan lembaga-lembaga
pendidikannya sebagai wahana penyiapan sumber daya pembangunan. Untuk itu, kiranya
lembaga-lembaga pendidikan Islam harus semakin menyadari akan posisinya dalam
upaya membuat satu komitmen strategi, yaitu menjadikan dirinya sebagai “Bank”
sumber daya manusia itu.
Di
samping itu dalam era globalisasi ini terdapat peluang-peluang, karena adanya
suasana yang lebih terbuka dan saling ketergantungan dalam berbagai aspek
kehidupan manusia dan globalisasi itu sudah dirasakan keberadaannya dan sedang
berlangsung dalam aspek kehidupan manusia, pendidikan, politik, ekonomi,
kebudayaan dan sebagainya.
Adapun
peluang sistim pendidikan Islam di Indonesia, antara lain:
a
Sistim pendidikan Islam Indonesia
tidak mendominasi sistim pendidikan Nasional, karena ajaran Islam secara
filosofis tidak bertentang dengan filosofis hidup bangsa Indonesia. Dalam
konsep penyusunan sistim pendidikan Nasional
No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah yang menggiringnya terbuka
kesempatan yang luas untuk mengembangkan diri.
b
Pancasila sebagai asa bernegara
secara filosofis menjadi landasan filsafat pendidikan.
c
Semakin berkembangnya gerakan
pembaharuan pemikiran di Indonesia, maka lahirlah ICMI secara politis dijadikan
sarana baru untuk memperkokoh wacana tersebut. [10]
Dengan demikian dilihat
dari segi ajaran maupun sosiologi pendidikan, maka sistim pendidikan Islam
Indonesia menjadi sub sistim pendidikan Nasional sebagaimana yang
dicita-citakan. Dan secara politik
pendidikan Indonesia menempati posisi yang aman, sehingga yang perlu
saat ini adalah meningkatkan kualitas pendidikan Islam agar tetap superior
sebagaimana yang telah dicapai pada zaman klasik.
G. Kesimpulan
Dari
uraian tersebut, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Korelasi antara system pendidikan
Islam klasih dengan pendidikan Islam zaman sekarang ini adalah Pendidikan sama-samadi arahkan dalam
penguasaan dua hal yakni pendidikan yang bersifat agama dan umum
2. Pendidikan
Islam mengalami berbagai problem, yakni dualisme (pendidikan agama dan umum), diskriminasi anggaran pendidikan
yang tidak seimbang, produktifitas dan kualitas SDM yang rendah dan tidak mampu
bersaing, sistim manajemen pendidikan Islam tidak memenuhi standarisasi dan tuntutan
dasar, sampai pada kesenjangan antara hasil pendidikan dan kebutuhan tenaga
kerja.
3. Prospek
sistim pendidikan Islam di Indonesia dalam sub sistim pendidikan Nasional
secara politis, juridis dan sosiologi pendidikan Islam dapat diterima, sekalipun tetap mendapat tantangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Abudin Nata, (2003),
Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Arifin,
(2000),, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Jakarta: Bumi Aksara,
Dedi
Supriyadi. (2008), Sejarah Peradabab Islam. Bandung:Pustaka Setia.
Hasan
Langgulung, (1989), Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisis Psikologis dan
Pendidikan , Jakarta: Al-Husna’
Harun Nasution.. Islam,(19850), Ditinjau Dari Beberapa
Aspeknya. Jakarta: Universitas Indonesia.
Imam Bawani,( 1993), Tradisionalisme Dalam
pendidikan Islam , Surabaya: Al-Ikhlas,
Jamali
Sahrodi, dkk,( 2005), Membedah Nalar
Pendidikan Islam Pengantar ke Arah
Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group,
[1]
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam ,
(jakarta: PT. Raja grafindod persada, 2003) . 291.
[6] Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisis
Psikologis dan Pendidikan,
(Jakarta: Al-Husna’, 1989).12-13
[8] Hasan
Langgulung, Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisis Psikologis dan Pendidikan
, (Jakarta: Al-Husna’, 1989) . 264
[9] Jamali Sahrodi,
dkk, Membedah Nalar Pendidikan Islam
Pengantar ke Arah Ilmu Pendidikan Islam , (Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group,
2005), 137